Revolusi Nasional Indonesia

Revolusi Nasional Indonesia
Bagian dari Pasca Perang Dunia Kedua

Searah jarum jam dari pojok kanan:
Tanggal29 September 1945 – 27 Desember 1949
(4 tahun, 3 bulan, 2 hari)
LokasiIndonesia
Hasil

• Kemerdekaan Indonesia dari Belanda

• Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia dalam Konferensi Meja Bundar

• Terbentuknya Republik Indonesia Serikat

• Terbentuknya Uni Indonesia-Belanda
Pihak terlibat

Indonesia Republik Indonesia

Relawan Tentara Kekaisaran Jepang[1][2]
(sejak tahun 1945)

Desertir Tentara India[3] (sejak tahun 1945)

Didukung oleh:

 Australia[4] (setelah tahun 1947)

 India[5] (setelah tahun 1947)

 Amerika Serikat[6](setelah tahun 1949)

 Uni Soviet
(diplomasi)

 Belanda (sejak tahun 1946)

 Britania Raya (hingga tahun 1946)

Didukung oleh:

 Australia (hingga tahun 1946)


 Kekaisaran Jepang (hingga tahun 1946)


Konflik internal:
Darul Islam

Republik Soviet Indonesia.
Tokoh dan pemimpin
Indonesia Soekarno
Indonesia Mohammad Hatta
Indonesia Soedirman
Indonesia Oerip Soemohardjo
Indonesia Soetan Sjahrir
Indonesia Hamengkubuwana IX
Indonesia Pakubuwana XII
Indonesia A.H. Nasution
Indonesia Sjafruddin Prawiranegara
Indonesia Gatot Subroto
Indonesia Bambang Soegeng
Indonesia Soetomo
Indonesia Moehammad Jasin
Indonesia T.B. Simatupang
Indonesia Soeharto
Indonesia Amir Sjarifuddin
Indonesia Tan Malaka
Indonesia Sultan Hamid II
Indonesia Agustinus Adisoetjipto  
Indonesia R. E. Martadinata

Belanda Wilhelmina (hingga tahun 1948)
Belanda Juliana (sejak tahun 1948)
Belanda Hubertus van Mook
Belanda Simon Spoor
Belanda Adelbert van Langen
Belanda Buurman Van Vreeden
Belanda Conrad Helfrich
Belanda Hendrik van Oyen
Britania Raya Louis Mountbatten
Britania Raya Philip Christison
Britania Raya Robert Mansergh
Britania Raya Aubertin Mallaby 
Belanda Raymond Westerling
Indonesia Tjokorda Gde Raka Soekawati
Indonesia Sultan Hamid II
BelandaRepublik Tiongkok Loa Sek Hie
Belanda A.K. Widjojoatmodjo
Belanda Julius Tahija


Sekarmadji Kartosoewirjo Dihukum mati
Abdul Kahar Muzakkar  


Musso  Dihukum mati
Amir Sjarifuddin Dihukum mati
Kekuatan
BKR/TKR/TRI/TNI:
150.000
Laskar rakyat:
diperkirakan 60,000
Relawan Muda: 100,000
Relawan Jepang: 1,000
Desertir India: 600
Belanda:
200,000[7]
Inggris:
50,000[8]
Jepang:
35,000
Korban
46,000+ tentara, polisi dan milisi Indonesia tewas[9]
531 Relawan Jepang tewas
525 Desertir India tewas
1,600 tentara Inggris dan India tewas[10]
1,057 tentara Jepang tewas
4,585+ tentara Belanda dan KNIL tewas[7]
51,421 warga Indonesia Tewas

Revolusi Nasional Indonesia adalah sebuah konflik bersenjata dan pertentangan diplomasi antara Republik Indonesia yang baru lahir melawan Kerajaan Belanda yang dibantu oleh pihak Sekutu, diwakili oleh Inggris. Rangkaian peristiwa ini terjadi mulai dari mendaratnya pasukan sekutu Inggris pertama kali di Jakarta pada 29 September 1945 yang dipimpin oleh Letnan Jenderal Christinson setelah ditandatanganinya Civil Affairs Agreement. Konflik ini berlangsung selama 4 tahun hingga pengakuan kemerdekaan Indonesia oleh Kerajaan Belanda pada 27 Desember 1949.[11] Meskipun demikian, gerakan revolusi itu sendiri telah dimulai pada tahun 1908, yang saat ini diperingati sebagai tahun dimulainya kebangkitan nasional Indonesia.

Selama sekitar empat tahun, beberapa peristiwa berdarah terjadi secara sporadis. Selain itu, terdapat pula pertikaian politik serta dua intervensi internasional. Dalam peristiwa ini, pasukan Belanda hanya mampu menguasai kota-kota besar di pulau Jawa dan Sumatra, tetapi gagal mengambil alih kendali di desa dan daerah pinggiran. Karena sengitnya perlawanan bersenjata serta perjuangan diplomatik, Belanda berhasil dibuat tertekan untuk mengakui kemerdekaan Indonesia.[12]

Revolusi ini berujung pada berakhirnya pemerintahan kolonial Hindia Belanda dan mengakibatkan perubahan struktur sosial di Indonesia; kekuasaan raja-raja mulai dikurangi atau dihilangkan. Peristiwa ini dikenal dengan "revolusi sosial", yang terjadi di beberapa bagian di pulau Sumatra.

  1. ^ Tjandraningsih, Christine (9 September 2009). "Japanese recounts role fighting to free Indonesia". Kyodo News. Diakses tanggal 24 Maret 2020. 
  2. ^ Greenless, Donald (15 Agustus 2005). "Occupation Helped Put Indonesia On the Path To Independence". The New York Times. Diakses tanggal 2 November 2020. 
  3. ^ Isnaeni, Hendri F. (14 Juli 2018). "Alasan Pembelotan Tentara India". Historia. Diakses tanggal 2 November 2020. 
  4. ^ "Australia & Indonesia's Independence:The Transfer Of Sovereignty: Documents 1949". Minister for Foreign Affairs. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 October 2013. Diakses tanggal 11 May 2013. 
  5. ^ Foreign Policy of India: Text of Documents 1947–59 (p. 54)
  6. ^ Gouda, Frances (2002). American visions of the Netherlands East Indies/Indonesia : US foreign policy and Indonesian nationalism, 1920–1949. Thijs Brocades Zaalberg. Amsterdam: Amsterdam University Press. ISBN 1-4175-2156-2. OCLC 55842798. 
  7. ^ a b "Indonesian War of Independence (in numbers)". NIOD Institute for War, Holocaust and Genocide Studies. Diakses tanggal 2023-02-09. 
  8. ^ "Pasukan Inggris di Indonesia: 1945–1946". 13 November 2020. 
  9. ^ https://www.groene.nl/artikel/wie-telt-de-indonesische-doden
  10. ^ Kirby 1969, hlm. 258.
  11. ^ "SEDJARAH REVOLUSI NASIONAL INDONESIA Tahapan Revolusi Bersendjata 1945-1950" (PDF). lib.ui.ac.id. Diakses tanggal 2022-11-27. 
  12. ^ Friend 2003, hlm. 35.

© MMXXIII Rich X Search. We shall prevail. All rights reserved. Rich X Search