Said bin Sultan | |||||
---|---|---|---|---|---|
Sultan Kekaisaran Oman | |||||
Berkuasa | 1804–1856 | ||||
Pendahulu | Sultan bin Ahmad | ||||
Penerus | Thuwaini bin Said (sebagai Sultan Muskat dan Oman) Majid bin Said (sebagai Sultan Zanzibar) | ||||
Kelahiran | [1] Samail, Oman | 5 Juni 1791||||
Kematian | 19 Oktober 1856 Seychelles | (umur 65)||||
Pemakaman | Pemakaman Makusurani | ||||
Keturunan Detail | |||||
| |||||
Dinasti | Al Busaid | ||||
Ayah | Sultan bin Ahmad | ||||
Ibu | Sayyidah Ghanniyah binti Saif Al-Busaidi | ||||
Agama | Islam Ibadi |
Sayyid Saïd bin Sultan al-Busaidi (bahasa Arab: سعيد بن سلطان, Saʿīd bin Sulṭān, bahasa Swahili: Saïd bin Sultani) (5 Juni 1791 – 19 Oktober 1856) adalah Sultan Muskat dan Oman, penguasa kelima dari Dinasti Al Busaid dari tahun 1804 hingga 4 Juni 1856. Pemerintahannya dimulai setelah periode konflik dan persaingan suksesi internal setelah kematian ayahnya, Sultan bin Ahmad, pada bulan November 1804. Ia sering disebut sebagai Singa Oman (أسد عمان), sebagai salah satu Sultan Oman.[2]
Paman Said Qais bin Ahmad akhirnya menyetujui suksesi Said setelah Said membunuh sepupunya, Badr bin Saif, yang berpura-pura naik takhta. Said terkenal karena memindahkan ibu kotanya ke Zanzibar, yang tetap menjadi ibu kotanya selama Kekaisaran Oman mencapai puncak kekuasaan dan kejayaannya.[3][4]
© MMXXIII Rich X Search. We shall prevail. All rights reserved. Rich X Search