Semiotika atau ilmu ketandaan adalah kajian sistematis tentang proses tanda (semiosis) dan komunikasi makna. Dalam semiotika, tanda diartikan sebagai segala sesuatu yang mengomunikasikan makna atau perasaan yang disengaja dan tak disengaja kepada penafsir tanda. Ilmu ini juga dikenal sebagai kajian semiotik atau studi semiotik.
Semiosis adalah segala kegiatan, perilaku, atau proses yang melibatkan tanda-tanda. Tanda sering kali dikomunikasikan melalui bahasa lisan, tetapi juga melalui gerak tubuh, atau bentuk bahasa lainnya, misalnya dengan cara yang artistik (musik, lukisan, patung, dll). Semiotika kontemporer merupakan salah satu cabang ilmu yang umumnya mempelajari pembuatan makna (baik dikomunikasikan atau tidak) dan berbagai jenis pengetahuan yang terkait.[1]
Berbeda dengan linguistik, semiotika juga mempelajari sistem tanda non-linguistik. Semiotika mencakup kajian tentang indikasi, penunjukan, kemiripan, analogi, alegori, metonimia, metafora, simbolisme, makna, dan komunikasi.
Semiotika sering dianggap mempunyai dimensi antropologis dan sosiologis yang penting. Beberapa ahli semiotika menganggap setiap fenomena budaya dapat dipelajari sebagai semacam komunikasi.[2] Ahli semiotika juga fokus pada dimensi logis dari semiotika, mengkaji pertanyaan-pertanyaan biologis seperti bagaimana makhluk hidup membuat perkiraan tentang dan beradaptasi dengan relung semiotik mereka di dunia.
Teori semiotik mendasar mengambil tanda atau sistem tanda sebagai barang kajiannya. Semiotik terapan menganalisis budaya dan artefak budaya menurut cara mereka membangun makna melalui keberadaan tanda. Komunikasi informasi dalam makhluk hidup tercakup dalam biosemiotika termasuk zoosemiotika dan fitsemiotika.
© MMXXIII Rich X Search. We shall prevail. All rights reserved. Rich X Search