Sistem reproduksi

Sistem Reproduksi
Seekor katak taman (spesies Rana temporaria), berenang di kolam yang penuh dengan katak (telur katak).
Rincian
Pengidentifikasi
Bahasa Latinsystema reproductionis
TA98A09.0.00.000
TA23467
FMA75572, 7160 7160 75572, 7160
Daftar istilah anatomi

Sistem reproduksi atau sistem genital adalah sistem organ seks dalam organisme yang bekerja sama untuk tujuan reproduksi seksual. Banyak zat non-hidup seperti cairan, hormon, dan feromon juga merupakan aksesoris penting untuk sistem reproduksi.[1] Tidak seperti kebanyakan sistem organ, jenis kelamin dari spesies yang telah terdiferensiasi sering memiliki perbedaan yang signifikan. Perbedaan ini memungkinkan untuk kombinasi materi genetik antara dua individu, yang memungkinkan untuk kemungkinan kebugaran genetik yang lebih besar dari keturunannya.[2] Sistem reproduksi yang melibatkan organ-organ reproduksi pada makhluk hidup digunakan untuk berkembang biak atau melakukan reproduksi, dengan tujuan untuk melestarikan jenisnya agar tidak punah.[3]

Terdapat dua modus utama reproduksi hewan, yaitu reproduksi aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual adalah penciptaan individu baru yang semua gennya berasal dari satu induk tanpa peleburan sel telur dan sperma. Reproduksi seksual adalah penciptaan keturunan melalui peleburan gamet haploid untuk membentuk zigot yang diploid.[4] Sel-sel yang terspesialisasi, yakni gamet, bersatu dalam penyatuan seksual dan menghasilkan zigot. Pada tumbuh-tumbuhan dan hewan tingkat tinggi, gamet-gametnya telah mencapai spesialisasi berderajat tinggi menjadi sperma yang motil dan sel telur yang biasanya pasif dan memiliki cadangan makanan.[5]

Mekanisme fertilisasi memainkan peranan penting dalam reproduksi seksual. Beberapa spesies melakukan fertilisasi eksternal, dan spesies lain melakukan fertilisasi internal. Fertilisasi internal memerlukan perilaku kooperatif, yang mengarah ke kopulasi. Fertilisasi internal juga memerlukan sistem reproduksi yang canggih, termasuk organ kopulasi yang mengirimkan sperma dan reseptakel atau penyangga untuk penyimpanan dan pengangkutannya menuju telur yang matang. Karena fertilisasi eksternal memerlukan suatu lingkungan di mana sebuah telur dapat berkembang tanpa kekeringan atau cekaman panas, maka fertilisasi jenis ini terjadi hampir secara eksklusif di habitat yang lembap.[4]

  1. ^ Introduction to the Reproductive System., Epidemiology and End Results (SEER) Program. Diarsipkan 2009-02-28 di Wayback Machine.
  2. ^ Reproductive System 2001 Diarsipkan 2006-10-22 di Wayback Machine. Body Guide powered by Adam
  3. ^ Aryulina, Diah; Muslim, Choirul; Manaf, Syalfinaf; Winarni, Endang W. (2007). BIOLOGI 2 : SMA dan MA untuk Kelas XI. Jakarta: ESIS. hlm. 285. ISBN 978-979-734-550-1. 
  4. ^ a b Campbell, Neil A.; Reece, Jane B.; Mitchell, Lawrence G. (2004). Biologi Jl. 3 Ed. 5. Diterjemahkan oleh Manalu, Wasmen. Jakarta: Erlangga. hlm. 150, 151, 152, 153, 154. ISBN 978-979-688-470-4. 
  5. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama :1

© MMXXIII Rich X Search. We shall prevail. All rights reserved. Rich X Search