Stasiun Garut

Stasiun Garut
Kereta Api Indonesia
C32

Tampak depan bangunan lama Stasiun Garut pada 2022.
Lokasi
Koordinat7°12′55″S 107°54′5″E / 7.21528°S 107.90139°E / -7.21528; 107.90139
Ketinggian+717 m
Operator
Letak
km 19+293 lintas CibatuCikajang[1]
Jumlah peron2 (satu peron sisi dan satu peron pulau yang sama-sama tinggi)
Jumlah jalur3 (jalur 1: sepur lurus)
LayananLintas selatan Jawa: Cikuray dan Papandayan
Lokal: Commuter Line Garut
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Akses difabelAda
Informasi lain
Kode stasiun
KlasifikasiII[2]
Sejarah
Dibuka14 Agustus 1889 (1889-08-14)
Ditutup1983
Dibangun kembali1947
2019-2020
Tanggal penting
Dibuka kembali24 Maret 2022 (2022-03-24)
Operasi layanan
Stasiun sebelumnya Stasiun berikutnya
Wanaraja
ke arah Purwakarta
Commuter Line Garut Terminus
Fasilitas dan teknis
FasilitasParkir Jalur difabel Cetak tiket mandiri Ruang/area tunggu Pemesanan langsung di loket Mesin tiket Layanan pelanggan Pusat informasi Musala Toilet Tempat naik/turun Pos kesehatan Galeri ATM Pertokoan/area komersial Ruang menyusui VIP Isi baterai Tangga naik/turun 
Tipe persinyalan
  • Tebeng Krian (s.d. 1983)
  • Mekanik tipe Siemens & Halske semiotomatis (2020–sekarang)
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini
Peringatan pratinjau: Templat:Infobox station used with unknown parameter(s): belowclass, datastyle.
Peringatan: Page using Template:Infobox station with unknown parameter "belowclass" (pesan ini hanya ditampilkan dalam pratinjau).
Peringatan: Page using Template:Infobox station with unknown parameter "datastyle" (pesan ini hanya ditampilkan dalam pratinjau).

Stasiun Garut (GRT) merupakan stasiun kereta api kelas II yang terletak di Pakuwon, Garut Kota, Garut. Stasiun yang terletak pada ketinggian +717 meter ini termasuk dalam Daerah Operasi II Bandung dengan jarak 19 km sebelah selatan dari Cibatu.

Stasiun ini dahulu merupakan stasiun utama di Kabupaten Garut, melayani penumpang dan komoditas. Sebagai bagian dari jalur percabangan Cibatu–Cikajang, stasiun ini dibangun untuk menghubungkan jalur utama lintas selatan Jawa dengan pusat pemerintahan Garut. Dalam perkembangannya, jalur ini kemudian diperpanjang ke Cikajang.

Berkaitan dengan minat masyarakat Garut terhadap moda kereta api, Stasiun Garut yang sempat nonaktif sejak tahun 1983 kemudian dihidupkan lagi sebagai bagian dari program reaktivasi perkeretaapian yang dicanangkan oleh Kemenhub melalui Direktorat Jenderal Perkeretaapian BTP Jawa Bagian Barat (sekarang BTP Bandung).

Ke arah timur stasiun terdapat tetenger sinyal krian yang dahulu digunakan untuk mengendalikan perjalanan kereta api. Setelah reaktivasi, persinyalan ini dianggap usang dan digantikan dengan persinyalan Siemens & Halske semiotomatis.[3]

  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  3. ^ Liputan6.com (2019-07-31). "Mengenal Sistem Persinyalan Kereta Api Tempo Dulu". liputan6.com. Diakses tanggal 2022-03-23. 

© MMXXIII Rich X Search. We shall prevail. All rights reserved. Rich X Search