Suku Melayu

Suku Melayu
Orang Melayu
اورڠ ملايو
Sepasang suami-istri dalam setelah melakukan upacara akad nikah (prosesi pernikahan). Pengantin laki-laki mengenakan baju melayu yang dipasangkan dengan songkok dan songket, sementara pengantin perempuan mengenakan baju kurung dengan sebuah tudong.
Jumlah populasi
c. 27 juta
Daerah dengan populasi signifikan
Dunia Melayuc. 27 juta
Malaysia Malaysia15,479,600
Indonesia Indonesia8,753,791[1]
Thailand Thailand2,150,950[2]
Singapura Singapura811,209[3]
Brunei Brunei314,560[4]
Liga Arab Dunia Arab~50,000[5][6]
Australia Australia33,183[7]
Britania Raya Britania Raya~33,000[8]
Amerika Serikat Amerika Serikat29,431[9]
Myanmar Myanmar~27,000[10]
Kanada Kanada16,920[11]
Bahasa
Mayoritas
Melayu
Agama
Mayoritas
Islam
Kelompok etnik terkait
Bangsa Austronesia terkait

a Beberapa data mungkin menunjukkan bahwa resipien merupakan orang dengan ras/suku/genetika campuran, tetapi dapat berbicara dalam bahasa Melayu, sehingga mereka dimasukkan ke dalam data.
Bendera Triwarna Melayu yang menunjukkan identitas orang Melayu

Suku Melayu (bahasa Melayu: Orang Melayu, Jawi: أورڠ ملايو) adalah salah satu kelompok etnis di wilayah Austronesia yang menempati wilayah Pesisir Timur Sumatera, Semenanjung Malaka, dan beberapa wilayah di Kalimantan. Selain itu, kelompok etnis ini juga dapat dijumpai di pulau-pulau kecil yang tersebar diantara wilayah besar tersebut. Wilayah-wilayah persebaran ini seringkali disebut sebagai Dunia Melayu. Pada masa sekarang Dunia Melayu merupakan bagian dari negara Malaysia, Indonesia (Sumatera bagian Timur dan Selatan, serta Pesisir Pantai Kalimantan), bagian Selatan Thailand (Pattani, Satun, Songkhla, Yala, dan Narathiwat), Singapura, dan Brunei Darussalam.

Meskipun suku-suku bangsa tersebut sama-sama disebut Melayu, namun terdapat beberapa perbedaan unsur bahasa, kebudayaan, kesenian, dan keberagaman sosial diantara sub-kelompok turunan dari bangsa Melayu itu. Hal ini dikarenakan suku Melayu inti menyebar ke berbagai penjuru wilayah Dunia Melayu, sehingga terjadi asimilasi dengan berbagai suku bangsa maupun etnis daerah tertentu di wilayah Asia Tenggara Maritim, sehingga melahirkan sub-kelompok turunan Melayu.

Secara historis, suku Melayu merupakan turunan langsung dari orang-orang suku Austroasiatik Austronesia yang menuturkan bahasa-bahasa Melayik yang menjalin kontak dan perdagangan dengan kerajaan, kesultanan, ataupun pemukiman tertentu (terutama dengan kerajaan Brunei, Kedah, Langkasuka, Gangga Negara, Chi Tu, Nakhon Si Thammarat, Pahang, Melayu dan Sriwijaya.)[12][13]

Richard H. Hopper menulis, nenek moyang suku Melayu adalah ras Austronesia atau Melayu Ponesia. Mereka berasal dari Timur Laut India, kemudian menjelajah daerah Yunnan di Tiongkok Selatan mejunu Birma - Siam - Indocina - Malaya antara tahun 2500 - 1500 SM. Mereka memiliki kebudayaan Neolitik dan agama Animistik.[14]

Ras Austronesia tersebut kemudian masuk ke Nusantara, Papua Nugini, dan wilayah Pasifik hingga Hawaii, selanjutnya ke Pulau Paskah dan Selandia Baru, terus ke Madagaskar. Mereka menggunakan perahu bercadik, (Hopper menyebutnya Penggandung atau rakit dan kano ganda) yang menggunakan layar.

Perkembangan dan pendirian Kesultanan Malaka pada abad ke-15 menyebabkan revolusi besar-besaran pada sejarah bangsa Melayu. Hal tersebut terjadi karena kesultanan tersebut membawa perubahan yang sangat signifikan pada tata kebudayaan. Kesultanan Malaka ini meraih kejayaannya pada masa tersebut.

Menurut catatan sejarah, suku Melayu telah dikenal sebagai komunitas pedagang lintas perairan dengan karakteristik budaya yang dinamis.[15][16] Mereka dapat menyerap, berbagi, dan menyalurkan sekian banyak keunikan kebudayaan dari kelompok etnik lain, seperti kebudayaan Minang dan Aceh.

  1. ^ "Ethnic Group (eng)". indonesia.go id. Indonesian Information Portal. 2017. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-04-21. Diakses tanggal 29 Desember 2020. This quantity only provides the ethnic group population that lies under the term "Melayu" of Melayu Asahan, Melayu Deli, Melayu Riau, Langkat/ Melayu Langkat, Melayu Banyu Asin, Asahan, Melayu, Melayu Lahat, and Melayu Semendo in some part of Sumatra 
  2. ^ "Thailand". World Population Review. 2022. 
  3. ^ "Singapore". CIA World Factbook. 2022. Diakses tanggal 28 Februari 2014. 
  4. ^ "CIA (B)"
  5. ^ "Jejak Melayu di bumi anbiya". Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 September 2018. Diakses tanggal 1 Juni 2018. 
  6. ^ "Jabal Ajyad perkampungan komuniti Melayu di Mekah". Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 September 2018. Diakses tanggal 1 June 2018. 
  7. ^ "Australia – Ancestry". .id community. 
  8. ^ "Malaysian Malay in United Kingdom". Joshua Project. 
  9. ^ "Data Access Dissemination Systems (DADS): Results". United States Census Bureau. 5 October 2010. Diakses tanggal 2 December 2018. [sumber mendukung?]
  10. ^ "Malay in Myanmar (Burma)". Joshua Project. 
  11. ^ "Census Profile, 2016 Census". Statistics Canada. 
  12. ^ Milner 2010, hlm. 24, 33.
  13. ^ Barnard 2004, hlm. 7 & 60.
  14. ^ Hopper, Richard H. (2016). Ribuan Tahun Sumatera Tengah Sejarah Manusia, Rempah, Timah dan Emas Hitam. Depok: Komunitas Bambu. hlm. 6. ISBN 9793731680. 
  15. ^ Milner 2010, hlm. 131.
  16. ^ Barnard 2004, hlm. 7, 32, 33 & 43.

© MMXXIII Rich X Search. We shall prevail. All rights reserved. Rich X Search