Transendentalisme

Imanuel Kant, seorang tokoh Transendetalisme

Transendentalisme adalah sebuah paham filsafat yang berpengaruh pada abad 18.[1] Paham filsafat tersebut menekankan bahwa pengetahuan tidak terbatas pada, dan tidak berasal semata-mata dari pengalaman atau pengamatan, melainkan melampauinya.[1] Dengan demikian, paham tersebut menjadi berseberangan dengan Empirisme.[1] Transendtalisme juga meyakini bahwa pemecahan masalah-masalah yang dihadapi manusia dapat didukung dengan perkembangan emosi individu.[1] Transendetalisme lebih banyak bekerja pada aspek kerohanian manusia.[1] Dengan penalaran yang mendalam, transendentalisme meyakini bahwa segala sesuatu yang tampak oleh mata merupakan perwujudan atau representasi dari dunia rohani atau transenden.[1] Untuk memahami paham transendetalisme, manusia mutlak harus menggunakan daya nalarnya untuk menemukan apa yang mutlak benar, yang ada di balik dunia nyata.[1] Kemampuan penalaran meliputi kemampuan bebas dan intuitif.[1] Unsur filsafat ini terdapat salah satunya dalam filsafat Neoplatonisme (Yunani Kuno), tetapi sumber gagasan utamanya terdapat dalam karya Immanuel Kant, seorang filsuf berkebangsaan Jerman dalam bukunya Critique of pure reason.[1] Ajaran tersebut sering disebut sebagai idealisme transendetal yang populer pada abad 18 dan 19.[1]

  1. ^ a b c d e f g h i j (Indonesia)Hassan Shadily & Redaksi Ensiklopedi Indonesia (Red & Peny)., Ensiklopedi Indonesia Jilid 6 (SHI-VAJ). Jakarta: Ichtiar Baru-van Hoeve, hal. 3611

© MMXXIII Rich X Search. We shall prevail. All rights reserved. Rich X Search