Halaman arsip Warung Kopi Jangan menyunting atau memberikan tambahan kepada halaman ini selain untuk tujuan pengarsipan.
Diskusi yang dilihat tidak mendapat komentar baru selama satu bulan akan dipindahkan ke halaman arsip ini.
Hallo sobat Wikipediawan semuanya. Saya kebingungan terkait judul artikel negara mikro berdaulat dari bahasa Inggris Microstate dan Bangsa mikro dari bahasa Inggris Micronation. Karena dua kata bahasa Inggris tersebut terjemahannya sama yakni Negara Mikro. Apakah ada solusi terkait hal tersebut? Terimakasih.
@Badak Jawa: bagaimana penerjemahannya ke bahasa Indonesia? Apakah "Negara Mikro" untuk Microstate dan "Mikronasi" untuk Micronation? Atau "Negara mikro berdaulat" untuk Microstate dan "Negara mikro tak berdaulat" untuk Micronation? Karena dua artikel tersebut membahas negara mikro namun berbeda antara berdaulat/diakui atau tidak.
Kalau saya baca dari web tersebut ini adalah Microstate
“
Microstate in modern times is a sovereign state which has unilaterally given specific characteristics of sovereignty to a bigger state in exchange of protection of its economic and political interests against demographic and geographic challenges. In this regard, microstates are recognized as sovereign states by other states and international organizations.
”
sedangkan untuk Micronation
“
A micronation is an entity that claims to be a sovereign state or an independent nation, but they are not recognized by other countries or major international organizations. In this respect, they are different from microstates. Micronations are also different from imaginary countries as well as other types of social groupings such as tribes, campuses, ecovillages, residential community associations, clans, and sects among others. Micronations are also different from secessionist groups because their activities are typically trivial to be ignored as opposed to being challenged by the countries whose territory they claim. Different micronations in the past have issued passports, coins, postage stamps, flags, and medals among other items. These items are hardly accepted outside their community, and they could be sold as collectible items or novelties to help raise money by some enthusiasts.
Contoh Microstate ada Monaco, San Marino, Liechtenstein dan Andorra sedangkan contoh micronation adalah Sealand, Liberland, Republik Molossia dan micronation lainnya BJ2002 Ngobrol yuk 😊
8 November 2022 14.59 (UTC)
Terimakasih bung. Nah, untuk jadi judul artikel, bagaimana penerjemahan Microstate (artikel Indonesia nya saat ini berjudul "negara mikro berdaulat") dan Micronation (artikel Indonesia nya saat ini berjudul Bangsa mikro). Apakah sudah tepat atau belum? Karena saya bingung dengan terjemahan kata Microstate dan Micronation (yang kalau saya terjemahkan, sama-sama "Negara mikro").
Saya jujur aja kurang sreg dengan penamaan artikel Ci Tarum, Ci Tanduy, Ci Manuk, dkk. Setau saya, masyarakat lebih sering menyebutnya Sungai Citarum, Sungai Citanduy, Sungai Cimanuk, dkk.
"Sungai" dan "Ci" kan sama saja, sama seperti "batang" dan "bengawan", justru menambahkan kata "sungai" di depan frasa tersebut merupakan pemborosan. Biasanya yang melakukan pemborosan kata, merupakan orang non-native. Misal orang Betawi menyebut sungai Ci Tarum (yang notabene "Ci Tarum" adalah istilah Sunda) atau orang Jawa menyebut "Sungai Batang Hari" (padahal "batang" artinya sungai). Kita harus membudayakan yang betul, bukan membetulkan kesalahan yang membudaya. - Colek saya: Arya 88 (kirim pesan di sini) 21 November 2022 14.08 (UTC)[balas]
Tapi sepengamatan saya, bahkan pemerintah pun memperlakukan Citarum, Cimanuk, dkk sebagai satu kesatuan nama, bukan sebagai dua kata yang berdiri sendiri. Misalnya pada penamaan wilayah sungai, yakni Wilayah Sungai Citarum, Wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggarung, Wilayah Sungai Ciujung-Cidanau-Cidurian, dsb.
Sejauh yang saya tau sebagai seorang Non-Sunda, 'ci' juga tidak serta merta diterjemahkan menjadi 'sungai', tetapi lebih umum diterjemahkan menjadi 'air'. Ardfeb (bicara) 26 November 2022 05.18 (UTC)[balas]
Agaknya sudah terjadi perubahan cara penggunaan kata. Saya jujur aja belum pernah liat kata "Ci Tarum" digunakan di depan umum atau di media massa dalam beberapa tahun terakhir. Setau saya, ya di sini doang yang pake "Ci Tarum". Paling sering saya jumpai sih "Sungai Citarum" itu. Ardfeb (bicara) 4 Januari 2023 23.26 (UTC)[balas]
Ketentuan ini sudah diterapkan semenjak dulu sesuai pedoman penamaan WP:PPLG:
Nama generik bentang alam di Indonesia yang menggunakan bahasa daerah dipertahankan sesuai nama aslinya (nama tempatan)
Otomatis, jika Ci Tarum diubah menjadi Sungai Citarum, maka secara konsisten semua harus diubah:
Setidaknya hal ini sudah menjadi pedoman peninggalan para pendahulu kita, jika ingin diubah maka harus dibuat proposal pedoman baru, dan para pendahulu harus diberitahukan.
Jika memang harus demikian, saya mendorong agar proposal tersebut segera diajukan. Saya usul agar gaya penamaan artikel sungai di sini disesuaikan dengan gaya penamaan sungai dari Kementerian PUPR (dapat mengacu pada Permen PUPR no. 04/PRT/M/2015), antara lain:
@Hysocc: menurut saya keduanya beda pak. Tokoh dari Jakarta, digunakan untuk tokoh-tokoh yang berasal dari Jakarta, tapi memiliki sumbangsih di tempat/bidang lain. Sedangkan "Tokoh Jakarta" adalah tokoh yang memiliki andil/sumbangsih bagi Kota Jakarta. Sama analoginya seperti "Tokoh Islam" (orang yang memiliki andil dalam dunia Islam) & "Tokoh beragama Islam"(tokoh beragama Islam yang memiliki andil di bidang lain). - Colek saya: Arya 88 (kirim pesan di sini) 29 November 2022 10.23 (UTC)[balas]
@Hysocc dan Arya 88: Kalau menurut saya keduanya sama saja. Karena pada dasarnya Jakarta merupakan nama kota. Ketika kita menyebut tokoh Jakarta, itu berarti tokoh yang dibahas tinggal di Jakarta dan memiliki kontribusi di masyarakat (tidak harus di Jakarta, bisa juga kontribusinya di tempat lain/di internasional). Saya sering menerjemahkan kategori-kategori dari Wikipedia bahasa Inggris, dan untuk kota selalu diberi "dari". Semisal "Kategori:Tokoh dari Paris", dan bukan "Kategori:Tokoh Paris". Ini berbeda ketika menyebut negara. Semisal "Kategori:Tokoh Prancis", dan bukan "Kategori:Tokoh dari Prancis". Menurut saya bagaimanapun kedua kategori, baik Tokoh Jakarta atau Tokoh dari Jakarta keduanya sama, dan saya lebih sarankan menggunakan format "Tokoh dari Jakarta". Illchy (bicara) 22 Januari 2023 10.30 (UTC)[balas]
Jawabannya apa? Saya beberapa kali menerjemahkan artikel dari bahasa Inggris, dan untuk 'imprint' (dalam konteks percetakan / publishing) saya terpaksa biarkan, karena belum kepikiran terjemahan yg pas. Ardfeb (bicara) 21 November 2022 12.57 (UTC)[balas]
Menurut Britannica imprint adalah
1: "to create a mark by pressing against a surface" (untuk membuat tanda dengan menekan permukaan)
2: "to cause (something) to stay in your mind or memory"
(menyebabkan (sesuatu) tinggal di pikiran atau ingatan Anda) @Pengetik-AM:Si BadakPiye kabare? Welcome5 Oktober 2022 06.29 (UTC)[balas]
Kata Republik dalam nama lembaga di Indonesia
Saya rasa lebih baik "Kementerian Agama Indonesia" atau "Kementerian Agama (Indonesia)" agar lebih netral. Penggunaan resmi yang menggunakan Republik cenderung condong ke Indonesia, tidak memggambarkan khalayak luas. Contoh lain seperti "Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia" atau "Dewan Perwakilan Rakyat (Indonesia)" lebih saya pilih dibanding Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, apalagi Dewan Perwakilan Rakyat RI (sungguh tidak manusiawi). Pengetik-AM (bicara) 5 Oktober 2022 06.21 (UTC)[balas]
Kepada @Hadithfajri, @Rahmatdenas, penggunaan kata serenjang ini sebenarnya masih ada hingga sekarang. Akan tetapi, berdasarkan penelusuran yang saya lakukan, pemakaian kata tersebut terdapat di beberapa buku matematika dalam bahasa Melayu. Secara sederhana, saya tidak menemukan sumber berbahasa Indonesia yang menggunakan kata "serenjang". Oleh karena itu, saya ingin mengusulkan pemindahan halaman serenjang ke tegak lurus. Dedhert.Jr (bicara) 5 Oktober 2022 11.56 (UTC)[balas]
Di Google, saya menemukan pembagian administratif bernama "Daerah–pembagian administratif di Amerika Serikat". Saya tidak terlalu bingung awalnya, tetapi setelah mengeceknya di Wikipedia bahasa Inggris, jenis pembagian administratif itu bernama county. Di artikel yang lebih umum, nama county disandingkan menjadi "wilayah (pembagian administratif)". Sontak saya heran, apa arti county sebenarnya. Di bahasa Indonesia, territory, area, dan county, ketiganya sering dipadankan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia dengan sebutan wilayah atau pun daerah.
Saya yakin, artikel county memiliki arti tersendiri; berbeda dengan daerah/wilayah yang terlalu umum istilahnya. Saya berharap menemukan padanannya dalam bahasa Indonesia, atau setidak-tidaknua tetap ditulis county dengan judul miring. (Bahasa Indonesia memang sungguh sial, istilah saja satu kata bisa jamak artinya: menyebalkan). Pengetik-AM (bicara) 9 Oktober 2022 03.24 (UTC)[balas]
Pergantian format dari Asosiasi Sepak Bola XXX menjadi Persatuan Sepak Bola XXX
Nama PSSI dalam bahasa Inggris adalah Football Association of Indonesia. Association di sini tidak diartikan sebagai Asosiasi, melainkan Persatuan, seperti nama lengkap PSSI di atas. Maka, seharusnya format Persatuan juga diterapkan untuk nama-nama perhimpunan sepak bola di wilayah-wilayah lain.
Sudah tepat association diterjemahkan dan dialihbahasakan menjadi "asosiasi", menurut glosarium pun demikian (silakan cek). Tidak ada urgensi dan alasan mendesak untuk mengubah kata "asosiasi" menjadi "persatuan", karena kata "asosiasi" sendiri sudah diserap menjadi bahasa Indonesia secara utuh, sehingga istilah dalam bahasa asing sebisa mungkin diterjemahkan sedekat mungkin dengan istilah aslinya. Perihal PSSI yang menggunakan kata "persatuan" alih-alih "asosiasi", itu sepenuhnya hak mereka, dan bukan berarti semua asosiasi sepak bola dinamakan dan diterjemahkan menjadi "persatuan" seperti PSSI, itu namanya "cocoklogi".
Saya bandingkan "suku Uigur" vs. "suku Uighur", maka akan menghasilkan Sekitar 972 hasil (0,32 detik) untuk frasa "suku Uigur"; sedangkan hasil akan jauh lebih banyak Sekitar 41.100 hasil (0,33 detik) untuk frasa "suku Uighur". Jangan lupa gunakan mode desktop untuk melihatnya. Hasil akan jauh lebih besar ketimpangannya saat membandingkan hanya frasa "Uighur vs Uigur".
Menggunakan KBBI untuk rujukan bahasa, khususnya jika entri KBBI tidak sepaham dengan konsensus orang-orang di Wikipedia?
KBBI memang tidak konsisten, dan banyak cacatnya. Bahkan saya berpikir seharusnya ada kamus swasta yang menyediakan bahasa Indonesia untuk menyaingi KBBI.
Saya pikir EYD edisi V cukup bagus untuk menopang kualitas KBBI. Mungkin juga KBBI akan terus dimutakhirkan, apalagi jika entri di sana banyak termejeng di Wikipedia bahasa Indonesia.
Saya sendiri mengaku memakai KBBI untuk menyokong opini saya; khususnya ego saya akan apa yang seharusnya benar.
KBBI mungkin tidak sebagus kamus Oxford, tapi patut dijunjung karena memang satu-satunya kamus bahasa Indonesia yang baku.
Pengurus Wikipedia juga kadang tidak konsisten: Di sisi lain bilang kalau Wikipedia bukan tempat mempopulerkan istilah; di lain tempat ada yang bilang bahwa kita tidak harus mengikuti KBBI: Padahal KBBI badan bahasa resmi! Pengetik-AM (bicara) 15 Oktober 2022 14.04 (UTC)[balas]
Ini bukan masalah penyesuaian kosakata dengan KBBI yang benar-benar harus wajib, tetapi masalah kalangan umum, khususnya bagi para pembaca. Para pembaca sudah terbiasa dengan istilah yang sangat umum. Sebagai contoh, peer-to-peer adalah istilah yang sudah sangat umum, tetapi Anda malah mengalihkan ke rekan-ke-rekan, meskipun sudah punya padanannya. Dedhert.Jr (bicara) 15 Oktober 2022 15.45 (UTC)[balas]
Saran saya, sebelum mengganti istilah alangkah baiknya diskusikan terlebih dahulu di warkop bahasa. Jangan mengambil keputusan sepihak apalagi terkait penamaan geografis dan etnis. Maulana.AN (bicara) 15 Oktober 2022 16.07 (UTC)[balas]
Dalam penamaan istilah, saya pribadi menggunakan KBBI dan Glosarium sebagai opsi utama terlepas dari itu populer atau tidak, bahkan templat {{kbbid}} pun saya buat untuk menyokong opini saya;
Opsi kedua, jika tidak ada di KBBI maka gunakan istilah populer, karena Wikipedia bukanlah tempat untuk mempopulerkan istilah (dasar kebijakannya, lihat WP: POPULER), untuk mengukur kepopuleran suatu istilah kita bisa lihat di google seberapa populer istilah yang akan digunakan.
Opsi ketiga, gunakan konsesus. Jika KBBI dianggap "keliru" (contoh ini tertulis teylandica seharusnya zeylanica, dan ini yang mana kata "lenca" dianggap baku, tapi di lema lain, bentuk yang baku tertulis "leunca" a.k.a mencla mencle) dan istilah populer dianggap menyesatkan, maka gunakan kesepakatan bersama melalui diskusi dan pemungutan suara. Menurut saya, kasuspeer-to-peer bisa menggunakan opsi ini.
Dan perlu digarisbawahi adalah tidak ada senioritas di Wikipedia (dasar kebijakannya lihat WP:SENIORITAS), jadi opini pengguna lama seperti Bung Ben dan Ustad Azmi dianggap setara dengan opini Si Badak.
Dan perlu diketahui juga bahwa pengurus dalam komunitas Wikipedia ini adalah bukan seorang karyawan yang dibayar sebagai pekerja di Yayasan Wikimedia. Opininya dan hak suaranya bukan sebagai penentu kebijakan, karena hak-haknya dianggap sama dengan akun yang dibuat 3 hari yang lalu (dasar kebijakannya lihat WP:SYSOP). Dan opini pengurus bisa saja berbeda dengan pengurus lainnya.
Maka dari itu dalam Wikipedia, jika ingin melakukan tindakan yang dianggap "penting" dan "signifikan" maka tetap harus melalui pembicaraan, diskusi, dan kalau perlu dilakukan konsesus terlebih dahulu. Terlepas dia adalah pengguna baru atau pengguna lama, pengurus ataupun bukan. Colek saya – komentar tanpa tanda tanganoleharya 88 (b • k). 15 Oktober 2022 21.49 (UTC)[balas]
Menurut Wikipedia:Pedoman penamaan#Nama tempat, dikatakan "nama tempat sebisa mungkin ditulis dalam padanan bahasa Indonesia, jika tidak tersedia, gunakan bahasa aslinya, bukan bahasa lain seperti bahasa Inggris."
Tapi jika saya lihat hampir semua nama tempat di Irlandia (dalam Wikipedia bahasa Indonesia) ditulis pakai bahasa Inggris. Saya usul kita migrasi massal nama tempat di Irlandia ke nama bahasa Irlandia. Nanato-SS+ (bicara) 27 Oktober 2022 10.50 (UTC)[balas]
Pons asinorum secara harfiah berarti "bridge of asses" (jembatan keledai), tetapi faktanya kalau penggunaan kata "asses" merujuk juga ke "fools". Dan faktanya, ada sumber di halaman en:Pons asinorum mengartikan kata Latin tersebut sebagai "bridge of fools" (jembatan kebodohan).[XO 1][XO 2]
^Smith, David Eugene (1925). History Of Mathematics. II. Ginn And Company. hlm. 284. It formed at bridge across which fools could not hope to pass, and was therefore known as the pons asinorum, or bridge of fools.¹ 1. The term is something applied to the Pythagorean Theorem.
Itu pun dalam bahasa Inggris. Tidak bisa diterjemahkan (harus memilih salah satu makna). Dalam hal ini tetap berpegang ke arti Latinnya yang mana (keledai atau kebodohan). ꦱꦭꦩ꧀ ‑Bennylin「komunikasi」 8 Februari 2023 13.18 (WIB) 8 Februari 2023 06.18 (UTC)[balas]
Arsip September 2022
"Dalam kata lain" vs. "Dengan kata lain"
Aku penasaran, apakah "dalam kata lain" umum dipakai selain pengguna frasa "dengan kata lain"? Secara pribadi, saya lebih ketimbang menggunakan "dengan kata lain", sedangkan frasa "dalam kata lain" cukup terdengar asing bagi saya. Dedhert.Jr (bicara) 2 September 2022 08.51 (UTC)[balas]
Pertanyaan ini berkaitan dengan #Padanan numeral. Apa sih yang membedakan "angka" dengan "digit"? Apakah kita perlu membahas ini pula? Karena setelah saya membaca di KBBI, angka berarti tanda atau lambang sebagai pengganti bilangan; nomor, sedangkan digit berarti letak angka pada bilangan dan angka Arab dari 0–9; setiap angka yang terdapat dalam deret angka yang tidak merujuk kepada sistem desimal, misalnya nomor telepon. Dedhert.Jr (bicara) 9 September 2022 08.25 (UTC)[balas]
Dalam pengertian yang sederhana
Bilangan: suatu jumlah, hitungan, atau pengukuran, contohnya "satu", "sepuluh", "lima ratus", dsb.
Angka: cara kita menuliskan bilangan.
Digit: simbol terkecil yang membentuk suatu angka.
Penjelasan:
Jumlah angkatidak terbatas, contohnya dalam angka Arab yaitu: 4, 75, 134, 8299, 34267, 664513, 3427763, dan lain-lain. Contoh dalam sistem angka yang lain yaitu: MCMXLV, ٢٣٤, 五十, ꧓꧒, ૩૪૫૬, ൧൨൩൪
Jumlah digit (simbol individual) dalam angka Arab hanya ada sepuluh, yaitu: 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 0
Contoh kasus: bilangan "Seratus dua puluh tiga" dapat ditulis dengan angka 123, १२३, CXXIII, ௧௨௩
Contoh kasus: Angka 3 terdiri dari 1 digit, yaitu "3". Angka 66 terdiri dari 2 digit, yaitu "6" dan "6". Angka १२३ terdiri dari 3 digit, yaitu "१", "२" dan "३". Angka ൧൨൩൪ terdiri dari 4 digit. Angka 15677824 terdiri dari 8 digit.
Bilangan: jenis objek matematika (seperti Bilangan kompleks, atau Pi: Bilangan π), ditulis dengan kata ("sejuta tiga puluh ribu"), atau dengan digit ("1'030'000", , "5+3i", ...)
Digit: karakter yang merepresentasi satu nilai dari dua atau lebih, dan bisa membentuk suatu angka (0,1 -- 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9 -- 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,A,B,C,D,E,F)
Numeralia = kata bilangan Numeralia (linguistik): nol, tujuh, beberapa, tetapi tidak "tujuh belas"
Kolam kalau yang saya amati secara nyata pasti bentuknya kecil. Telaga sebaliknya, luasnya beragam dari kecil sampai besar. Saya cenderung setuju kalau dipindahkan lagi ke telaga F1fans (bicara) 15 September 2022 02.02 (UTC)[balas]
Saya iseng-iseng memadankan virreinato/viceroyalty menjadi "kewizuraian". Silogisme dari neologisme saya, jika virrey/viceroy diterjemahkan menjadi "wizurai", maka virreinato/viceroyalty dapat dipadankan menjadi "kewizuraian". Prefiks ke-, ditambah kata "wizurai" yang sudah baku, dan sufiks -an. Terimakasih. Pengetik-AMtext me! 14 September 2022 16:43 (WIB)
Penulisan kata depan Nabi pada artikel Nabi
Saya menemukan seorang pengguna memindahkan artikel Muhammad menjadi Nabi Muhammad.
Apakah ini bisa jadi pemicu kedepannya semua artikel nabi dipindahkan menjadi Nabi A, Nabi B dst. (misal tadinya Ibrahim jadi Nabi Ibrahim, Yahya jadi Nabi Yahya, dst.) F1fans (bicara) 15 September 2022 03.54 (UTC)[balas]
Itu poin yg saya maksud bung @Aris riyanto. Kalau pakai kata depan Nabi saya melihatnya jadi terkesan kurang netral, dengan pemindahan artikel Muhammad diatas bisa jadi kedepannya akan ada yang memindahkan artikel nabi2 lainnya mengikuti format tsb F1fans (bicara) 15 September 2022 04.11 (UTC)[balas]
Saya menemukan beberapa nama paus/santo dari Mesir yang menggunakan nama kota, seperti "Sirilus dari Aleksandria". Namun jika saya lihat nama kota itu sekarang, dieja menjadi Iskandariyah, sesuai ejaan bahasa Arab Mesir. Apakah nama kota Aleksandria tetap dipertahankan, atau diganti menjadi ejaan setempat (Iskandariyah) yang digunakan di zaman modern? Pengetik-AM (bicara) 15 September 2022 07.15 (UTC)[balas]
Tadinya saya ingin mencoba meng-edit artikelnya tapi mungkin malah akan jadi perang suntingan antara yang pro dan kontra
Langsung saja, saya mencoba mencari tahu soal orang non-Britania yang mendapat gelar penghormatan. Menurut link ini, ini dan ini jika ada orang diluar Britania dan pesemakmurannya yang mendapat gelar kehormatan maka masuknya ke honorary award dan si penerimanya tidak bisa menuliskan gelar Sir di depan namanya
Masalahnya sekarang, apalagi tokohnya baru saja wafat, media di negara kita rame-rame memberitakan bahwa Azyumadri Azra adalah pemegang gelar Sir pertama diluar orang Britania/Persemakmuran.
Saya meminta pendapat apakah untuk artikel ybs tetap akan ditampilkan gelar Sir (walaupun keliru) atau kita di Wikipedia mencoba meluruskan hal tersebut. F1fans (bicara) 20 September 2022 08.35 (UTC)[balas]
Padanan peer-to-peer
Istilah peer-to-peer dipadankan ke rekan-ke-rekan, tepat saat Pengetik-AM menimpa pengalihan halaman yang lama. Akan tetapi, halaman ini kemudian dipindahkan lagi ke klien-ke-klien. Jujur, saya tidak dapat menemukan klien-ke-klien, walaupun ini sudah dibahas oleh NawanP. Meski begitu saya bukan ahli komputer, tetapi saya menemukan beberapa padanan lain untuk peer-to-peer, yaitu ujung-ke-ujung. Saya kurang begitu yakin bila ini diterjemahkan ke klien-ke-klien, tetapi banyak sumber buku yang saya dapatkan memakai istilah yang saya sebutkan tadi. Dedhert.Jr (bicara) 26 September 2022 03.17 (UTC)[balas]
@Dedhert.Jr: Kita gunakan opsi 1, istilah resmi Glosarium Pusat Bahasa, "jaringan rakan ke rakan", (padahal sudah ada F2F) membingungkan? Memang. Karena bagi kita yang terbiasa dengan istilah universal, akan merasa aneh dengan alih bahasa di bidang teknologi, maka dari itu opsi kedua adalah tetap gunakan istilah asli sampai istilah berbahasa Indonesia menjadi populer. – komentar tanpa tanda tanganoleharis riyanto (b • k). 26 September 2022 04.27 (UTC)[balas]
@Aris riyanto: Saya tidak habis pikir kenapa Glosarium Pusat Bahasa menggunakan istilah "rakan ke rakan", apakah "rakan" mengambil dari Bahasa Melayu? Tetap saja istilah "rakan ke rakan" atau "rekan ke rekan" terdengar tidak masuk akal bagi saya. Ini seperti menerjemahkan download sebagai "muat turun" alih-alih "unduh". Kalau menyoal kenapa istilah peer digunakan dalam konteks P2P alih-alih client semata untuk menegaskan bahwa klien memiliki kedudukan yang setara, karena istilah client dalam konteks client-server mengindikasikan bahwa kedudukan klien lebih rendah daripada peladen (server) dari sisi sumber daya, komputasi, dan kecepatan internet. Saya merasa klien-ke-klien lebih tepat karena berhasil menggambarkan struktur dalam P2P yang idealnya tidak ada yang secara eksklusif bertindak sebagai peladen. Tapi saya setuju dengan Anda bahwa istilah "rekan ke rekan" atau "rakan ke rakan" berpotensi membuat bingung pembaca, bukan hanya karena istilah tersebut kurang populer, tetapi juga karena terlalu literal. NawanP26 September 2022 13.22 (UTC)[balas]
Tinggal cari "end" di sini artinya apa dalam konteks "end-to-end", dalam hal ini "end" yang dimaksud adalah end node arau end system. End system atau sistem ujung ini tidak beda dengan pengguna akhir atau end user, karena komputer yang terhubung ke internet yang tidak berinteraksi langsung dengan pengguna akhir seperti peladen Wikimedia juga bisa disebut end system. Contohnya HTTPS, yang mengenkripsi lalu lintas dari peladen Wikimedia (end system) ke peramban di laptop (end system), maka koneksi HTTP tersebut disebut koneksi terenkripsi end-to-end atau terenkripsi ujung-ke-ujung. Justru bakal ngawur kalau end-to-end diterjemahkan sebagai akhir-ke-akhir karena di KBBI kata "akhir" mempunyai dua arti yang kurang sesuai dengan konteks end-to-end: (1) belakang; yang belakang sekali; kemudian (2) kesudahan;penghabisan. Sedangkan kata "ujung" memiliki arti: (4). (bagian) akhir (pembicaraan, percakapan, tahun, dan sebagainya) (2) maksud dan tujuan (perkataan dan sebagainya). Apakah menurut Anda ujung-ke-ujung sudah tepat setelah? Maaf jika penjelasannya susah dimengerti. NawanP29 September 2022 12.34 (UTC)[balas]
Kalau kita kaji secara bahasa, memang banyak istilah yang mewakili "peer to peer" dalam bahasa Indonesia, tapi permasalahannya adalah istilah tersebut apakah sudah umum digunakan? Jika belum umum, maka akan timbul permasalahan. #1 walaupun dianggap 'tepat', tapi akan tetap menimbulkan kebingungan. #2 walaupun dianggap 'tepat', Wikipedia bukan tempat untuk mempopulerkan istilah yang belum populer. Saya Setuju untuk tetap menggunakan istilah asli peer-to-peer yang tidak ambigu dan sudah populer. – komentar tanpa tanda tanganoleharis riyanto (b • k). 30 September 2022 00.40 (UTC)[balas]
Kalau pendapat saya pribadi, saya lebih menyukai judul artikel peer-to-peer. Istilah ini digunakan di beberapa siaran pers(?) Kominfo dan OJK, majalah yang diterbitkan oleh BI, dan berita-berita (contoh: [1][2][3]). Istilah klien-ke-klien saya rasa kurang tepat karena juga tidak ada yang secara eksklusif bertindak sebagai klien di sistem P2P (setidaknya pada sistem P2P yang ideal). Daripada memperluas definisi klien, menggunakan istilah seperti rekan atau menggunakan istilah aslinya peer, lebih sesuai untuk menggambarkan entitas yang bisa menerima dan memberikan layanan dari/ke sistem. Salam, kekavigi (bicara) 15 Oktober 2022 13.09 (UTC)[balas]
Banyak sekali ditemukan artikel (tidak usah tanya yang mana) yang menggunakan tata bahasa/grammar bahasa Inggris: yang tentunya membuat saya resah. Saya pribadi hanya bisa berbahasa Inggris secara pasif, dan cukup mengandalkan Google Terjemahan. Namun, saya memiliki ide ingin membuat sebuah templat khusus, yang mengelompokkan artikel-artikel yang terlalu Inggris, atau bahkan salin-tempel-terjemah saja. Templatnya mungkin akan menampilkan informasi seperti:
[Artikel ini kemungkinan disalin-tempel dari Wikipedia bahasa Inggris.]
@Aris riyanto Hmm, aku sekarang mulai kepikiran, apakah kita tidak buat templat terjemah, khusus untuk subbagian-subbagian tertentu? Karena tujuannya adalah untuk menandakan bahwa ada subbagian yang perlu diperhalus, tetapi sisanya sudah selesai diterjemahkan. Dedhert.Jr (bicara) 28 September 2022 00.51 (UTC)[balas]
Err, maksud saya ada untuk "perhalus terjemahan". Templat yang bung berikan itu sebenarnya mengacu pada bahasa yang "belum diterjemahkan." Dedhert.Jr (bicara) 5 Oktober 2022 11.58 (UTC)[balas]
Begini, kasus ini sebetulnya sempat saya majukan pada Wikipedia:Artikel pilihan/Usulan/Piagam Jakarta, tapi saya tergelitik lagi untuk membahasnya ketika bung SV rupa-rupanya membuat dan menerjemahkan artikel en:Oneness Pentecostalism menjadi Pentakosta Keesaan. Nah, yang saya persoalkan apakah tepat "Oneness" bisa diterjemahkan jadi "Keesaan" ? Pasalnya saya jadi ingat dengan pernyataan dari website Bhagavant.com berikut ini:
Mayoritas masyarakat Indonesia percaya bahwa kata “esa” dalam kalimat “Ketuhanan Yang Maha Esa” berarti “satu” (mengacu pada bilangan). Jika mengacu pada KBBI, “esa” memang berarti satu, tunggal. Tapi harus diakui bahwa kata “esa” juga kata “maha” diambil dari bahasa Sanskerta, yang kemudian diadopsi oleh KBBI.
Kata “maha” dalam KBBI berarti 1. sangat; amat; teramat; 2. besar. Namun dalam bahasa Sanskerta ataupun bahasa Pali (satu keluarga dengan bahasa Sanskerta), kata “maha” juga berarti “agung”.
Kata “esa” itu sendiri dalam bahasa Sanskerta maupun bahasa Pali bukan berarti “satu” atau “tunggal”, tapi berasal dari kata “etad” yang berarti “ini” (Inggris: this), sebuah kata tunjuk, terutama yang menunjuk pada apa yang paling dekat dengan si pembicara (Sanskrit-English Dictionary, oleh M. Monier William dan Pali-English Dictionary, TW Rhys Davids, William Stede, ). Kata dalam bahasa Sanskerta yang berarti “tunggal” atau “satu” adalah kata “eka”.
Berikut contoh penerapan kata “esa” yang berarti “ini” dalam bahasa Sanskerta: esa mama sakhi (Skt: एषा मम सखी; baca: esha mam sakhee). Artinya: Ini teman saya.
Penerapan kata “esa” dalam bahasa Pali: “Tasmātihānanda, eseva hetu etaṃ nidānaṃ esa samudayo esa paccayo jarāmaraṇassa, yadidaṃ jāti” (Oleh karena itu Ānanda, ini adalah akar, ini adalah penyebab, asal-mula, kondisi bagi penuaan-dan-kematian—yaitu kelahiran) – Mahānidāna Sutta (Dīgha Nikāya 15. Tipitaka Pali).
Tidak diketahui sejak kapan kata “esa” yang bermakna “ini” menjadi berarti “satu” dalam bahasa Indonesia. Dan pada akhirnya, mengartikan kata “esa” sebagai “satu” yang mengacu pada bilangan, akan menimbulkan kontradiksi.
Ada kemungkinan kata yang dimaksud bukan kata “esa” tetapi sebenarnya adalah kata “eesha” (Skt: ईशा ;baca: isha) dari kata “eesh” (Skt: ईश ;baca: ish) yang terdengar hampir sama dengan kata “esa”. Kata “eesha” sendiri bisa berarti berkuasa, unggul, atau kuat, yang semuanya merupakan kata sifat.
Dari sudut pandang filsafat atau ajaran agama yang meyakini adanya sesuatu yang tidak bisa dilihat dan tidak berbentuk, tindakan memberikan atribut “esa” yang diartikan sebagai “satu” dalam pengertian bilangan, tentu merupakan suatu kesalahan tersendiri. Jika sesuatu dapat dihitung jumlahnya maka sesuatu tersebut berarti dapat dilihat dan ini menyalahi ajaran tersebut.
Secara filsafat keagamaan tersebut di atas jelas kata “esa” tidak mengacu pada arti “satu” dalam hal jumlah (bilangan).
Jika mengacu pada arti dalam KBBI maka “maha esa” berarti “sangat/teramat satu/tunggal” atau “sungguh-sungguh/hanya ada satu/tunggal”.
Berbeda jika kata “esa” yang dimaksud adalah kata “eesha” sehingga jika dipasangkan dengan kata “maha” menjadi maha berkuasa (sangat berkuat), maha unggul (sangat unggul), maha kuat (sangat kuat).
Dan jelas dalam bahasa Sanskerta tentu saja “maha esa” bukan berarti “sangat/teramat/sungguh-sungguh/hanya satu”, tetapi menunjuk pada keberadaan apa adanya.
Nah masih banyak yang gagal paham soal pancasila terlebih sila pertama yg berbunyi, "Ketuhanan yang maha esa". Seharusnya, pahami dahulu bagaimana perumusan pancasila ini. Sejarah awalnya bagaimana, dan konteks ketuhanan yg dimaksud itu apa. Lalu arti ESA dalam kalimat tersebut itu maksudnya apa.
Singkatnya, esa dalam pancasila sila pertama bukan lah merujuk pada definisi bilangan yang berarti 1. Melainkan Esa adalah sifat tuhan dengan segala Maha nya. Esa berasal dari bahasa sansekerta yaitu estad atau isa yang berarti mutlak dan maha kuasa yg menunjukkan sifat bukan jumlah / bilangan, nah kalau jumlah itu ika atau eka seperti pada bhinneka tunggal ika yang artinya satu atau tunggal. Definisi Esa sebagai bilangan 1 ini adalah kbbi terbitan pemerintahan Orde Baru.
Padahal, definisi kata Esa dalam pancasila mengambil dari bahasa sansekerta bukan dari kbbi. Jika yang dimaksud tuhan dengan bilangan maksudnya 1 tuhan, maka seharusnya yang dipakai adalah Eka bukannya Esa.
Keberatan Saya kurang setuju dengan usulan bung karena saya beranggapan begini. Keesaan sekarang ini telah diartikan secara resmi oleh KBBI sebagai "sifat yang satu". Meskipun, pemahaman "Esa" dahulu berbeda dengan sekarang, kita tidak bisa mengubah apa yang sudah dipahami oleh tidak hanya khalayak ramai, tetapi juga oleh lembaga resmi bahasa seenak hati. Karena demikian, saya merasa lebih baik mempertahankan penerjemahan Oneness ke "Keesaan", sebab akan sesuai dengan pemahaman khalayak dan lembaga resmi. Firman.Nst ✉ 9 Agustus 2022 05.47 (UTC)[balas]
Tidak setuju "kesatuan" dan "keesaan" memiliki makna yang berbeda. Walaupun kata "esa" yang ada di KBBI sudah bergeser makna asal-nya menjadi kata "1" (satu), dan bukan sesuai makna asli dalam bahasa Sansekerta, toh masalahnya di mana? Bukannya bahasa itu fleksibel ya? Beberapa kali KBBI direvisi pun karena ada beberapa makna yang bergeser, kan? – komentar tanpa tanda tanganoleharis riyanto (b • k). 9 Agustus 2022 10.50 (UTC)[balas]
Lha, kalo KBBI "hanya mengikuti pergeseran makna", maka ini apa: Ternyata Masih Banyak yang Salah Mengartikan Kata-Kata Ini, Gan!. Ada istilah "canggih" yang tetap diartikan dalam KBBI sebagai "rumit" (karena jaman dulu komputer "canggih" itu rumit) tapi tidak diganti "modern" dalam pengartian saat ini, ada juga kata "acuh" yang tetap diartikan dalam KBBI sebagai "peduli" tapi tidak diganti jadi "tidak peduli" (antonimnya malah) dalam pengartian saat ini, dan masih banyak lagi --Glorious Engine (bicara) 9 Agustus 2022 11.11 (UTC)[balas]
Memang ada kata-kata yang belum diganti karena kemungkinan belum diperhatikan sama redaksi. Kalau masalah seperti itu mending kita coba usulkan perubahan lewat KBBI daring. Kita keberatan karena sudah lama "keesaan" dipahami sebagai sifat Tuhan yang bermakna satu, kalau kita lihat dari tulisan-tulisan perihal akidah (teologi Islam) juga memaknai "esa" sebagai satu, seperti contohnya di "Aqidatul-Awam" terjemahan bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh NU menerjemahkan "Wahdaniat"/"Wahid" menjadi "esa/satu". Maka alasan kami keberatan dengan perubahan penerjemahan bisa dirangkum:
Betul kata bung @Firman.Nst:, jika ada kata-kata yang ada di KBBI yang tidak sesuai dengan penggunaan "umum" silakan usulkan perubahan, toh bahasa itu fleksibel. Yang pasti, jangan mengumumkan via Wikipedia, karena Wikipedia bukan tempat untuk mempopulerkan suatu istilah. Kalau kita kembali ke topik "esa", kata yang anda usulkan (1) tidak umum (2) tidak sesuai kaidah KBBI. Maka usul saya, (1) bisa populerkan via media lain, misal Kaskus yang anda kutip, (2) usulkan via KBBI perubahan makna dari kata "esa". Jika kedua hal tersebut terpenuhi, maka Wikipedia bisa mengikuti kaidah yang umum dan baku. Kalau saya boleh mengutip, saya setuju dengan statement bung Firman:
“
kita tidak bisa mengubah apa yang sudah dipahami oleh tidak hanya khalayak ramai, tetapi juga oleh lembaga resmi bahasa seenak hati.
Saya bingung mana yang lebih tepat untuk penerjemahan "Grenadier Guards", "Pengawal Penggranat" atau "Penggranat Pengawal". Saya ada kawan yang mengatakan "guards" itu bisa dimaknai sebagai "pasukan", tetapi kenyataannya Grenadier Guards itu berasal dari gabungan pasukan pengawal, sehingga disebut "pengawal". Istilah "penggranat" dari peng- (orang) dan granat, karena itu memang terjemahan langsung untuk istilah "grenadier", kalau memang sudah ada padanannya mohon diberitahukan. Kembali kepada masalah pokok, saya ragu menerjemahkannya ke "Pengawal Penggranat" karena bisa disalahpahami sebagai pengawalnya penggranat, karena "pengawal presiden" dipahami sebagai pengawalnya presiden.
"Guards" itu kata jamak dari "Guardian" yang berarti penjaga sedangkan "grenadiers" artinya granat maka kalau kita rangkai menjadi penjaga granat. Bagaimana menurutmu bung? Urang Depok🏠9 Agustus 2022 13.01 (UTC)[balas]
Grenadier itu bukan berarti "granat", bung. Grenadier itu berarti pasukan yang menggunakan granat, karna itu kuterjemahkan menjadi penggranat sebab setahu saya enggak ada padanannya dalam bahasa Indonesia. Firman.Nst ✉ 10 Agustus 2022 03.39 (UTC)[balas]
Firman.Nst lantas apa arti yang tepat untuk grenadiers guards? Karena saya melihat gambar grenadiers guards di Google sebagai pengawal yang menjaga istana sembari membawa senapan. Kalau begitu saya izin mengundang @Agus Damanik:Urang Depok🏠18 Agustus 2022 07.33 (UTC)[balas]
Gimana kalo dijadiin Garda Penggranat aja? Melihat dari arti guard bisa jadi garda juga dan grenadier bisa dipadankan jadi penggranat. Itu sih saran dari saya Agus Damanik (bicara) 19 Agustus 2022 17.59 (UTC)[balas]
Kata guards sepengetahuan saya bisa diterjemahkan menjadi garda sebagaimana Swiss Guard menjadi Garda Swiss, untuk grenadier sampai sekarang memang belum ada padanannya, tapi bagaimana jika diterjemahkan menjadi pelempar granat?
Ekirahardian (bicara) 19 Agustus 2022 07.40 (UTC)[balas]
A yellow-back or yellowback is a cheap novel which was published in Britain in the second half of the 19th century.
Setelah saya membaca ini, saya memikirkan padanan bahasa Indonesia untuk kata "yellowback". Namun sayangnya, saya tidak dapat menemukan padanan di mesin penelusur. Dedhert.Jr (bicara) 15 Agustus 2022 03.44 (UTC)[balas]
@Dedhert.Jr Dilihat dari karakteristiknya yang selalu menggunakan kertas kuning dengan teknik cetak kromoksilografi, saya punya kesimpulan untuk padanannya: Novel kuning, novel sampul kuning, dan sampul kuning. Ketiganya tidak ada di dalam indeks artikel, jadinya punya potensi untuk dibuat artikel baru tanpa ambigu.
Kalau kamu tanya mengapa, karena saya coba memadankan kata dengan menggunakan pendekatan karakteristik daripada literal (yang akan menghasilkan punggung kuning) yang cukup lucu untuk didengar. Toh istilah ini eksklusif di Britania aja, kan. Kita punya artikel sampul kertas tipis yang merujuk ke paperback. 𝐋𝐖𝐌𝐘𝐑𝐄𝐍🅿🅰🅽🅳🅸🆁31 Agustus 2022 02.30 (UTC)[balas]
Dedhert.Jr Saya beranggapan bahwa yellow-back istilah bagi buku yang diterbitkan dengan dijual murah pada paruh kedua abad ke-19 sesuai dengan sebutan bahasa inggris yang anda jelaskan bung Urang Depok🏠21 Agustus 2022 14.34 (UTC)[balas]
Padanan numeral
Saya mulai mempertanyakan tentang padanan kata "numeral". Biasanya numeral system dipadankan sebagai "sistem bilangan", tetapi untuk numeral yang terdapat asal-usul daerah (katakan Sundanese numerals = angka Sunda). Pertanyaan saya, apakah untuk kasus ini juga dipadankan sebagai "bilangan Sunda"? Atau contoh lain, "Cistertian numerals" sebagai "bilangan Sistersien"? Dedhert.Jr (bicara) 16 Agustus 2022 10.08 (UTC)[balas]
Tidak. Maksud saya kata numeral saja, tanpa harus menggunakan akhiran lia. Tapi, kenapa tidak mau menggunakan kata numeral, adakah alasan linguistik? Selain perasaan subyektif tidak enak dibaca? Agus Damanik (bicara) 18 Agustus 2022 06.35 (UTC)[balas]
Kalau menurut saya numeral kita padankan menjadi bilangan, seperti halnya Sundanese numerals (bilangan Sunda) atau seperti Cistertian numerals dipadankan menjadi "bilangan Sistersien" Urang Depok🏠18 Agustus 2022 07.39 (UTC)[balas]
Setuju dengan bung Dedhert dan UrangD, penggunaan "bilangan" saya rasa lebih cocok untuk Numeral ketimbang numeral sendiri. Kata "numeral" biasanya lebih cocok untuk kegunaan unsur ketatabahasaan (e.g. Numerical noun), sementara penggunaan numeral disini lebih ke arah bilangan ketimbang ketatabahasaan. Ärkhézja • Sört hoztal?21 Agustus 2022 15.09 (UTC)[balas]
Jenis-jenis bilangan (materi pelajaran matematika di sekolah)
Bilangan bulat, bilangan cacah, bilangan prima, bilangan irasional, bilangan imajiner, dsb.
Jenis-jenis angka (sama seperti jenis-jenis huruf)
Angka Arab, angka Romawi, angka Devanagari, angka Korea, angka Jawa, dsb.
Dalam angka terdapat simbol-simbol individual yang disebut digit, sama halnya dengan dalam setiap aksara (Latin, Jepang, Jawa, Arab, dll) ada simbol-simbol individual yang disebut huruf.
Padanan bilangan dalam bahasa Inggris adalah number. Apa itu bilangan? Seperti yang saya kutip dari Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut, "Bilangan adalah suatu konsep matematika yang digunakan untuk pencacahan dan pengukuran. Simbol ataupun lambang yang digunakan untuk mewakili suatu bilangan disebut sebagai angka atau lambang bilangan. Dalam matematika, konsep bilangan selama bertahuntahun lamanya telah diperluas untuk meliputi bilangan nol, bilangan negatif, bilangan rasional, bilangan irasional, dan bilangan kompleks.". Saya menyarankan, kita harus memahami dahulu konsepnya sebelum menerjemahkan, karena ini bukan sekadar masalah "lebih cocok". -- Adiputraबिचर --30 Agustus 2022 08.10 (UTC)[balas]
@M. Adiputra Adanya tabel tersebut, berarti disimpulkan bahwa untuk padanan yang saya sebelumnya, Sundanese numeral dan Cistertian numeral dipadankan menjadi Angka Sunda dan Angka Sistersien? Dedhert.Jr (bicara) 3 September 2022 02.02 (UTC)[balas]
Tepat sekali. Contoh logikanya begini: ada suatu bilangan yaitu "Lima ratus lima puluh". Cara menuliskan bilangan tersebut dapat memakai angka Sunda, Arab, Jawa, Bali, bahkan Cistertian. -- Adiputraबिचर --5 September 2022 03.43 (UTC)[balas]
@M. Adiputra Saya mulai sedikit ragu untuk numeral system dipadankan dengan sistem angka. Kalaupun binary numeral system diartikan sebagai sistem angka biner, apakah ini sudah menjadi umum bagi para kalangan? Terlebih lagi, kebanyakan menggunakan sistem bilangan biner ketimbang angka. Dedhert.Jr (bicara) 26 September 2022 03.20 (UTC)[balas]
Halo, jadi saat saya menyunting artikel, saya menemukan bahwa terdapat satu bahasa yang antara "sulit" atau "tidak ada" untuk diterjemahkan berdasarkan Eyd. Kata tersebut adalah "autopilot", kata tersebut jika diterjemahkan menjadi "pilot automatis" ataupun "pilot otomatis", tetapi kata tersebut mungkin tidak sesuai dengan Eyd. Jadi saya meminta pendapat apakah saya harus menulis tersebut dengan bahasa aslinya atau dengan bahasa terjemahannya?, atau memungkinkan ada bahasa alternatifnya, terima kasih :)
Pertama, saya setuju dengan Bung RianHS: judul tidak perlu diterjemahkan karena termasuk nama produk. Misalnya, Biore Pore Pack Black dan Biore Pore Pack Cherry Blossom. Di BPOM [4][5], mereka terdaftar sebagai "Pore Pack ...", demikian mereka tertera di kemasan (silakan google sendiri hehe) dan demikian mereka tertera di media yang ditinjau oleh nakes [6][7] meskipun ada istilah "plester pengangkat komedo"[8].
Kedua, saya tidak setuju dengan "pilot otomatis", saya menyarankan penggunaan "pengendara otomatis" (kalau perlu) dalam tubuh artikel seperti di [9][10] atau "pengendara otonom" dari "kendaraan otonom" seperti di [11][12]. Mengapa? Konteks yang ada yaitu produk itu adalah robot untuk mobil hehe (pilot berkonotasi dengan penerbang pesawat). Handarii (bicara) 24 Agustus 2022 13.30 (UTC)[balas]
Bisakah Wikipedia Bahasa Indonesia melarang penggunaan kata "beliau" dan menggunakan bot untuk menggantinya dengan kata panggil "ia"? "Beliau" menandakan penghormatan, sedangkan Wikipedia wajib bersikap netral terhadap konten setiap artikelnya. Penggunaan kata "beliau" juga menunjukkan bahwa pembuat artikel adalah penggemar tokoh terkait. Ditambah lagi, di beberapa tempat musim kampanye sedang berlangsung dan hal ini dapat memicu kecurigaan media massa daerah bahwa Wikipedia mendukung tokoh tertentu. Terima kasih. Hysocc, Let's talk23 Agustus 2022 07.35 (UTC)[balas]
Setuju per Urang Depok, untuk mengganti kata panggil "beliau" menjadi kata "ia", agar lebih netral. Mungkin nanti ada yang mengembangkan bot khusus untuk hal ini, akan lebih baik. Henri ngopi lur?25 Agustus 2022 11.24 (UTC)[balas]
Setuju! @Hysocc: Kata "beliau" termasuk dalam ragam kata hormat dan sejatinya tidak cocok dengan nada ensiklopedis yang ditulis banyak orang dari beragam usia di sini. Memang bagus kalau mau pakai "ia". Namun, pemblokiran harus terbatas di ranah Utama aja karena takutku akan berdampak ke ranah Pembicaraan yang pada dasarnya boleh berbahasa hormat. Ayolah, Wikipedia bukan biografi digital di internet yang ditulis oleh satu orang. 𝐋𝐖𝐌𝐘𝐑𝐄𝐍🅿🅰🅽🅳🅸🆁31 Agustus 2022 01.34 (UTC)[balas]
Tidak setuju untuk pemblokiran dan pelarangan kata tersebut. Selain mengusung konsep "kenetralan", Wikipedia juga mengusung konsep "kebebasan" dalam artian selama tidak merusak; maka tidak perlu dilakukan pelarangan dan pemblokiran. Karena jika hal-hal seperti ini saja diblokir, maka ke depan akan muncul pemblokiran kata-kata serupa yang justru akan merusak dan "mencoreng" citra Wikipedia sebagai ensiklopedia bebas. Usul saya, cukup dirapikan kosmetikanya menggunakan bot untuk mengganti kata "beliau" dengan "ia" atau dengan kata sejenisnya, tanpa perlu dilakukan pelarangan dan pemblokiran. – komentar tanpa tanda tanganoleharis riyanto (b • k). 23 Agustus 2022 10.30 (UTC)[balas]
Netral, per komentar bung @Aris riyanto, apabila diblokir, citra Wikipedia sebagai ensiklopedia bebas bisa hilang. Mungkin bot-bot semacam itu lebih baik di-coding ulang agar kenetralan dengan kata dia/ia tetap terjaga. ▪ ꧋ꦩꦣꦪFazoffic( ʖ╎ᓵᔑ∷ᔑ)23 Agustus 2022 10.39 (UTC)[balas]
Pada saat saya membaca halaman en:WP:DYK, saya menemukan kata "hook" di halaman tersebut, khususnya ketika sedang membahas sistem pengusulan TA. Berdasarkan Merriam-Webster, "hook" berarti
a device especially in music or writing that catches the attention
Sepertinya, ciri khas, kekhasan, penarik perhatian, atau yang menarik perhatian bisa jadi padanannya. Menurut Cambridge Dictionary, salah satu arti kata hook adalah sebagai berikut:
(dalam lagu) a repeated part of a song or piece of music that is particularly pleasing and easy to remember
(dalam pemasaran) something that is used to attract customers' attention, and encourage them to buy a product or service
Sejujurnya setelah melakukan penelusuran di Google, saya tidak menemukan padanan dari istilah "major third". Jangankan "major third", apalagi "just major third". Dedhert.Jr (bicara) 5 Juli 2022 07.05 (UTC)[balas]
@Taylor 49 Hmm... setelah saya periksa lagi. Ternyata di https://id.eferrit.com/ketiga/ menyebutnya sebagai "Mayor ketiga". Meski ini tiada mengandung bahasa sumber dengan bahasa sasaran, namun pengertiannya sama. Kalau berdasarkan id.efferit: Sama dengan empat setengah langkah ; jarak antara G - B adalah sepertiga besar. Sedangkan menurut https://www.musictheory.net/lessons/31,
A minor interval has one less semitone than a major interval. For example: since C to E is a major third (4 half steps)
Angle Akut - Ukuran sudut dengan ukuran antara 0 ° dan 90 ° atau dengan kurang dari 90 ° radian.
Cylinder - A Tiga dimensi bentuk dengan lingkaran paralel dan masing-masing ujung dan bergabung dengan permukaan melengkung.
Rupanya semua halaman diterjemahkan dari bahasa Inggris secara literal:
"a tree-dimensional form" -> "A Tiga dimensi bentuk" -- sebaiknya "bentuk berdimensi tiga"
"musictheory.net" mungkin bagus tetapi tidak dalam bahasa Indonesia. Saya mengusulkan istilah "ketiga mayor" sesuai "Hukum D-M", bukan "mayor ketiga", sama dengan "media sosial", bukan "sosial media". Untuk "just major third", halaman Just_intonation harus diterjemahkan dulu.
Malangnya hampir semua teks di internet yang kelihatannya dalam bahasa Indonesia sesungguhnya diterjemahkan dari bahasa Inggris secara otomatis dan literal. :-( Taylor 49 (bicara) 7 Juli 2022 19.20 (UTC)[balas]
@Taylor 49 Sayang sekali. Mau tidak mau harus menggunakan padanan berbahasa asing. Tapi kalau bung usulkan menggunakan Hukum D-M, mungkin mau tidak mau "just major third" diterjemahkan saja menjadi "hanya ketiga mayor". Sejujurnya, saya tidak mau menerjemahkan langsung pakai hukum D-M, akan lebih baik diteruskan cari padanannya yang tepat. Dedhert.Jr (bicara) 8 Juli 2022 03.48 (UTC)[balas]
Memang ... "just" (adverbia) -> "hanya"
kata "just" dalam istilah "just major third" -> ??? saya tidak tahu ... mungkin bukan "hanya" ... sumber berkualitas tinggi untuk terjemahan istilah "just intonation" harus ditemukan dulu
Ada satu kalimat yang mengandung kata "wine-gauger". Sepertinya saya kesulitan menemukan padanannya. Adakah yang bisa memberikan bantuan terkait hal ini? Dedhert.Jr (bicara) 18 Juli 2022 07.02 (UTC)[balas]
@Ustad abu gosok Nih contohnya, The numerals were used by wine-gaugers in the Bruges area at least until the early eighteenth century. Sejujurnya, konteksnya mengacu pada alat, menurut saya, soalnya karena web di sini. Dedhert.Jr (bicara) 19 Juli 2022 13.04 (UTC)[balas]
Komentar dari saya, jika melihat konteks dari pranala tersebut, gauger merujuk kepada orangnya. "...The city employed men to do the measuring, and Leeuwenhoek was appointed in 1679 as wine gauger (wijnroeier)". Mungkin dapat diartikan sebagai "para pengukur anggur" atau hanya "pengukur anggur". Mohon maaf bila tidak berkenan atau ada padanan lain. Henri Ngopi Lur?19 Juli 2022 13.48 (UTC)[balas]
Dalam konteks kalimat wine-gauger diatas, menurut saya, sepertinya belum ada padanan lain dari "wine" selain anggur, karena yang diukur memang minuman anggur dalam tong. Mungkin dapat ditambahkan catatan kaki singkat ({{efn}}), di belakang kata "pengukur anggur", yang menjelaskan tentang seseorang yang melakukan pengukuran volume anggur dalam tong, agar memudahkan pembaca dalam memahami konteks si "pengukur anggur" ini. Demikian pendapat saya, mohon dimaklumi jika ada padanan lain yang lebih sesuai. Henri Ngopi Lur?19 Juli 2022 15.35 (UTC)[balas]
Ini cuma masalah kecil, cuma saya ingin bertanya. Bukankah lebih tepat lieutenant governor diartikan sebagai "letnan gubernur" daripada "gubernur letnan" seperti yang terlihat di halaman Gubernur jenderal.
Rasionalisasinya berasal dari "gubenur jenderal" itu dipahamkan sebagai gubernur keseluruhan (wilayah), sedangkan letnan adalah pangkat penanda bahwa pemegang ialah wakil/naib/deputi dari pemegang di atasnya. Maka dari itu, kalau diartikan "gubenur letnan" akan dipahami sebagai gubernur para letnan bukan wakil dari gubernur jenderal. Penggunaan lieutenant governor, juga didasari dengan keberadaan gubernur jenderal di India, yaitu atasan Thomas Raffles.
Firman.Nst ✉ 22 Juli 2022 11.39 (UTC)[balas]
Setuju untuk fonetis. Lebih dekat dengan bahasa Belandanya fonetisch. Banyak kata sifat serapan di bahasa Indonesia yang berakhiran -is itu dari bahasa Belanda -isch. RXerself (bicara) 4 Agustus 2022 13.39 (UTC)[balas]
Pengguna yang gemar menambah istilah aneh buatan dia sendiri
Ada seorang pengguna yang hobi menambah kata dan istilah aneh buatannya sendiri. Misalnya dilatasi waktu dia menambahkan "pemekaran waktu" dan yang lainnya. Padahal tidak ada yang salah dengan istilah dilatasi waktu dan memang sudah umum dipakai di bidang fisika atau relativitas. Dia juga menambah, "kebagaimanadenganan" dan "bagaimanadenganisme" ke artikel whataboutisme. Mohon supaya diawasi pengguna tersebut. 180.254.13.2146 Juni 2022 06.40 (UTC)[balas]
@180.254.13.214: Izin nimbrung, saya gak terlalu ahli dalam fisika, namun berdasarkan penelusuran yang saya peroleh, dilatasi waktu disebut juga sebagai pemekaran waktu, [14] Untuk "pelebaran waktu", saya kurang tahu apakah definisi di [15] sama dengan pengertian dilatasi waktu. Silahkan diperiksa kalau ada yang salah. Salam, Dedhert.Jr (bicara) 7 Juni 2022 04.17 (UTC)[balas]
Data Sipebi untuk WP:AWB/Typos
Saya berpikir untuk melengkapi Wikipedia:AutoWikiBrowser/Typos dengan data Sipebi yang telah dibuka sejak beberapa waktu yang lalu. (dan mungkin lain waktu saya bisa jalankan AWB sendiri). Namun, saya belum tahu apa datanya dapat digunakan di WBI. Mungkin ada dari pembaca yang dapat membantu saya mengenai hal ini?
@Klrfl: Izin menjawab, kalau dilihat dari konteksnya, harusnya diartikan sebagai "ilusi bayangan papan catur". Karena ada ilusi bayangan di papan catur. Barangkali bisa lihat di situs lain, seperti [16], khususnya di [17]. Mohon maaf kalau ada yang salah. Salam, Dedhert.Jr (bicara) 14 Juni 2022 14.09 (UTC)[balas]
Di beberepa gereja protestan Batak, mereka menggunakan istilah "Vikar" dan/atau "Vikaris". Setelah saya cek di KBBI, memang tidak ditemukan kata "Vikar", namun ada untuk "Vikaris". Silakan cek disini dan disini. Salam, 27christian11 (bicara) 16 Juni 2022 04.12 (UTC)[balas]
Terjemahan kata "Partners"
Kira-kira padanan yang benar-benar tepat untuk kata "partners" di templat {{Kotak info tokoh}} apa ya? Saat ini padanan terjemahannya adalah "pasangan serumah" tapi apakah kira-kira bisa diganti jadi "pasangan" saja? F1fans (bicara) 25 Juni 2022 03.44 (UTC)[balas]
Setuju juga, yang penting ditulis konsisten berbeda antara "pasangan" dengan misalnya "pasangan calon gubernur" atau "pasangannya dalam pemilihan x". cmiiw. Handarii (bicara) 27 Juni 2022 08.11 (UTC)[balas]
Setuju per @Aris riyanto. Meskipun saya bukan ahli bahasa, namun kalau dilihat dari sudut pandang saya juga, kata "partner" dalam kotak info tokoh, konteksnya dipadankan sebagai "pasangan". Dari yang saya baca, penjelasan parameter mengatakan
“
If particularly relevant, or if the partner is notable; "partner" here means unmarried life partners in a domestic partnership (of any gender or sexual orientation), not business partner. Use the format Name (1950–present) for current partner and Name (1970–1999) for former partner(s).
”
Hal ini mengartikan bahwa partner dipadankan sebagai pasangan (dari kehidupan tokoh yang belum menikah). Mohon maklumkan dan beritahu saya secepatnya jika saya melakukan kesalahan. Salam, Dedhert.Jr (bicara) 29 Juni 2022 11.55 (UTC)[balas]
Saya rasa kata 'partner' bisa diterjemahkan menjadi pasangan, mungkin bisa juga kompanyon (tapi saya ga tau istilah kompanyon dipakai secara luas atau tidak). —Klrfl—B ¦ K29 Juni 2022 12.08 (UTC)[balas]
@Klrfl: Menurut saya tidak masalah menggunakan kata "kompanyon". Meski kata ini dipakai luas atau tidak, namun kalau menurut pendapat saya, hal ini juga memperkaya kosakata bagi pembaca umum. Salam, Dedhert.Jr (bicara) 29 Juni 2022 13.36 (UTC)[balas]
Izin menjawab. Kedua kata tersebut, sebenarnya, bisa dipakai. Namun kalau dilihat lagi subkategorinya, kebanyakan menggunakan kata "kastel". Jadi lebih baik menggunakan kata "kastel" saja. Dedhert.Jr (bicara) 27 Juni 2022 17.28 (UTC)[balas]
@Taylor 49 Menurut saya, lebih menggunakan kata "kastil" untuk halaman Kastel. Jadi bisa ditulis begini saja:
Kastil atau puri (atau dalam bentuk kata bakunya, kastil) ...
Karena "kastil" juga banyak dipakai orang, menurut saya, maka tinggal beri saja penegasannya "dalam bentuk kata bakunya". Salam, Dedhert.Jr (bicara) 4 Juli 2022 01.37 (UTC)[balas]
Saya sudah menambahkan bentuk tidak baku ke halaman: Kastel atau puri (atau bentuk kata tidak baku tetapi sering digunakan: Kastil) adalah jenis bangunan pertahanan. Taylor 49 (bicara) 4 Juli 2022 01.47 (UTC)[balas]
Pada kalimat "Year 1 and Year 6 of the England education system", apakah sebaiknya diterjemahkan secara harfiah untuk kata "Year 1" dan "Year 6" menjadi "Tahun 1 dan Tahun 6 berdasarkan sistem pendidikan di Inggris"? Mohon maaf bila saya kurang ahli dalam bidang seperti ini. Dedhert.Jr (bicara) 30 Juni 2022 10.33 (UTC)[balas]
Mungkin bisa digunakan istilah kerakal. Dalam KBBI, kerakal adalah bebatuan yang lebih besar dari kerikil, atau endapan bulat berukuran 10-15mm. Sesuai dengan definisi pebble di wikipedia bahasa inggris bahwa pebble berukuran lebih besar dari gravel. Hysocc, Let's talk2 April 2022 13.15 (UTC)[balas]
Ini ada kejuaraan balap Formula, namanya W Series dalam bahasa Inggris. Saya mau bertanya, apakah nama kejuaraan seperti ini diterjemahkan ke bahasa Indonesia, menjadi Seri W? Ada Formula One yang menjadi Formula Satu, nah apakah W Series juga seperti itu? Sekarang halamannya sudah dipindahkan, hanya memastikan kalau padanan bahasanya benar saja. KlrflTalk!2 April 2022 06.43 (UTC)[balas]
Jennifer Morrison: Ini terjemahan mesin? "minat cinta" di sini maksudnya "love interest" ya? Ini tidak perlu diterjemahkan tidak apa-apa, cukup perannya aja sebagai apa di seri apa. Lalu, "Dia membuat debut sutradara film fitur dengan Sun Dogs (2017)." Ini bisa diterjemahkan lagi. Gunakan tanda koma sebelum kata "dan" di kalimat pertama dan sebelum dan sesudah "Jesse Spencer". RXerself (bicara) 15 April 2022 10.07 (UTC)[balas]
Pembenahan istilah kepangkatan militer bintang lima
Barusan saya membenahi istilah kepangkatan militer yang (menurut saya) agak berantakan.
Laksamana: sementara masih disambiguasi, namun semestinya jadi artikel umum. Konten dari artikel Laksamana (Indonesia) mungkin ada yang bisa dimasukkan di sini. Saya tambahkan juga referensi ke Laksamana (Malaysia) dan Laksamana (Brunei), sementara ini masih pranala merah.
Laksamana Besar (Amerika Serikat) dan Laksamana Besar (Britania Raya)) saya alihkan menjadi Laksamana Armada (Amerika Serikat) dan Laksamana Armada (Britania Raya). Alasan: terjemahan yang lebih mendekati dari Admiral of the Fleet dan Fleet Admiral dalam bahasa aslinya. Wiki saudara (Melayu) juga menggunakan istilah ini. Saya kira tidak ada salahnya menggunakan dua istilah berbeda untuk pangkat setara, buat memperkaya kosa kata bahasa Indonesia. Bandingkan Grand Admiral dan Fleet Admiral dalam bahasa Inggris yang sama-sama bintang lima, walaupun istilahnya berbeda.
Saya juga ingin membenahi kepangkatan bintang lima lainnya, tapi masih agak bingung. Field Marshal sudah diterjemahkan jadi "Marsekal lapangan", tapi sepertinya General of the Army lebih susah dicari padanannya. Belum lagi pangkat bintang enam seperti Generalissimo. Gombang (bicara) 23 April 2022 18.02 (UTC)[balas]
Iya, tanda kepangkatan memang tidak mudah dicari padanannya, karena tidak ada sistem universal. Misalnya, di AS: "it is widely believed the US Armed Forces never adopted the rank of Field Marshall, opting for the five-star "General of the Army" instead, because George Marshall was the first person promoted to the rank and "Marshall Marshall" sounded undignified. en:Field_marshal#United_States". ꦱꦭꦩ꧀ ‑Bennylin「komen」 26 Mei 2022 17.04 (WIB)
Penamaan dan Romanisasi Slavia Timur (Kuno, Rusia, Ukraina, Belarus, dll)
Banyak nama-nama tempat dan tokoh Slavia Timur memakai kaidah nama dan romanisasi bahasa Rusia, padahal konsep negara dan bangsa yang umum di zaman modern ini belum eksis pada saat itu, perbedaan bahasa-bahasa Slavia Timur belum terlalu beda seperti sekarang, dan juga banyak tokoh-tokoh dahulu yang lahir di tempat yang sekarang bagian dari Ukraina dan Belarus, malah memakai kaidah penamaan Rusia (salah satunya Vladimir I yang asalnya dari Kyiv tetapi malah memakai kaidah Rusia).
Untuk mengurangi "Rusia-sentris", apakah sebaiknya tokoh-tokoh dahulu dan nama-nama tempat yang sekarang bukan bagian Rusia diganti menjadi nama dengan sesuai kaidah romanisasi setempat seperti Ukraina dan Belarus (salah satunya seperti pemindahan nama Kyiv ini dari Kiev: Istimewa:Diff/20748005)? Atau juga nama-nama tokoh Slavia Timur terdahulu memakai romanisasi Slavia Timur Kuno, jadinya kasus seperti Vladimir I diganti menjadi Volodimer I (Володимѣръ І), bukan Volodymyr I (Володимир I)?
Nama Vladimir sudah menjadi standar baku sebutan Indonesia sedangkan Volodimer ataupun Volodymyr bukan standar baku. Jadi, saya tidak setuju Azmi1995 (bicara) 29 April 2022 00.21 (UTC)[balas]
Menurut saya, jika nama orang sepatutnya dikecualikan dalam ejaan baku (pengecualian lagi untuk ejaan nama-nama tokoh yang sangat terkenal di Indonesia yang berbeda nama/ejaan aslinya, seperti nabi-nabi Samawi), dan nama tempat memang harus ada penamaan bakunya, tetapi beberapa kasus seperti ejaan "Kiev" yang lebih umum (karena pengaruh Soviet berbahasa Rusia yang lebih kuat di Indonesia dan dunia) tidak dipakai lagi karena ada permintaan dari Pemerintah Ukraina untuk lebih menggunakan Romanisasi bahasa Ukraina dan gerakan KyivNotKiev, bukan hanya untuk kasus Kyiv, tetapi juga untuk hal-hal yang berkaitan dengan Ukraina. Jadi untuk kasus ejaan Vladimir/Volodimer/Volodymyr disesuaikan dengan romanisasi bahasa aslinya. -- Ivan Humphrey (bicara) 29 April 2022 08.19 (UTC)[balas]
Setuju dengan Ivan Humphrey khusus untuk kasus ini, dengan pemahaman bahwa baik bentuk Vladimir malupun Volodimer sama-sama boleh dipakai. Untuk kasus-kasus lain secara umum, perlu disadari bahwa bangsa-bangsa Eropa tidak punya masalah "menerjemahkan" atau "menyesuaikan" nama diri tokoh ke dalam bahasa, dialek, maupun ejaan lokal. Masalah "nama baku atau tidak baku" ini muncul karena ada kaidah kebahasaan di Indonesia untuk "tidak menerjemahkan nama diri".Stephanus Victor (bicara) 3 Mei 2022 09.10 (UTC)[balas]
Hi @Stephanus Victor: hmmm boleh tanya ya, secara spesifik "kaidah kebahasaan di Indonesia" yang mana yang anda maksud (ada pranala kah)? Kalau kaidah itu tidak/belum menjadi bagian dari panduan/kebijakan menyunting di Wikipedia, maka tidak/belum dapat dijadikan alasan untuk diterapkan di Wikipedia. Saya tanyakan ini dengan asumsi niat baik ya, supaya kita terhindar dari penyamaran opini. Salam, Naval Scene (bicara) 9 Agustus 2022 14.13 (UTC)[balas]
Terima kasih Bung Naval yang jeli sehingga langsung tahu bahwa kalimat terakhir saya sesungguhnya adalah penyamaran opini. Saya harap penggunaan tanda kutip sudah memperjelas maksud saya bahwa aturan itu sama sekali tidak ada, oleh karena itu jangan diada-adakan, bentuk penulisan nama diri yang dipakai di wikipedia bahasa Inggris tidak perlu dipertahankan mati-matian, dan tidak ada standar baku sebutan Indonesia untuk Vladimir. Stephanus Victor (bicara) 10 Agustus 2022 03.54 (UTC)[balas]
Kalau membandingkan dengan en.wp, di sana digunakan en:Category:2019 in English sport (kata "in", alih-alih "at"). Namun demikian, [18] menyatakan bahwa, saya kutip, "kata depan yang (juga) menyatakan waktu, yaitu kata depan pada", sementara untuk kata dalam, saya kutip dari sumber yang sama, "kata depan dalam (juga) digunakan untuk menyatakan makna ‘tempat’, namun lebih khusus, yaitu ‘tempat yang memiliki ruang’". Kalau dari pernyataan ini, memang "pada" tampak lebih sesuai.
Saya kurang paham rusaknya di mana. Kategori sudah saya kategorikan ke Alfabet, dan isinya sudah saya standarkan judulnya dari "Sirilik" menjadi "Kiril" ꦱꦭꦩ꧀ ‑Bennylin「omong」 14 Maret 2022 16.35 (WIB) 14 Maret 2022 09.35 (UTC)[balas]
Pengurus-pengurus yang terhormat, di kotak tantangan kolaborasi hari ini ada judul artikel "Siklus Pilatus", terjemahan keliru dari "Pilate cycle. Dalam konteks sastra, cycle tidak diterjemahkan menjadi "siklus" melainkan "lingkup". Saya harap pengurus-pengurus yang terhormat segera memperbaiki kekeliruan tersebut. Stephanus Victor (bicara) 16 Maret 2022 11.51 (UTC)[balas]
Keragaman di KBBI berarti perihal beragam-ragam, berjenis-jenis, berbeda dengan keseragaman, yakni keadaan seragam. Namun, memang rasanya lebih tepat menggunakan keanekaragaman karena adanya keanekaragaman hayati sebagai keseluruhan keanekaragaman makhluk yang diperlihatkan suatu daerah mulai dari keanekaragaman genetika, jenis, dan ekosistemnya di KBBI dan adanya keanekaragaman sebagai terjemahan diversitas di Kamus Biologi (2009, Reality Publisher, Surabaya). Handarii (bicara) 3 Februari 2022 18.26 (UTC)[balas]
Perihal artikel-artikel tersebut, saya lihat di google scholar, variasi genetik/a, keragaman genetik, dan keanekaragaman genetik/a digunakan... tapi saya tidak yakin apakah variation saja (?) dapat diterjemahkan menjadi keanekaragaman yang lebih dekat kepada diversity sementara ada variasi dan keragaman. Variasi genetika diterjemahkan sebagai varian penampilan individu-individu dalam suatu populasi yang terjadi karena perbedaan genetika dalam Kamus Biologi tadi. Varian dalam KBBI dan Kamus Biologi adalah bentuk yang berbeda atau menyimpang dari aslinya/bakunya. Mungkin yang menanggapi berikutnya bisa menjawab lebih baik atau memberi penilaian sesuai diskusi yg sudah ada. Handarii (bicara) 3 Februari 2022 18.45 (UTC)[balas]
Kata raven dan crow
Saya agak kebingungan menerjemahkan perbedaan arti kedua kata ini karena secara tidak langsung raven adalah crow, tapi belum tentu sebaliknya. Untuk sementara, saya menerjemahkan Rvaen hanya sebagai gagak. Namun, ada penerjemahan raven menjadi gagak besar, tapi tidak dibahas di jurnal atau buku biologi. Mohon sarannya apakah saya tetap menggunakan gagak besar atau gagak saja Agus Damanik (bicara) 6 Februari 2022 16.09 (UTC)[balas]
County
Saya ingin bertanya apakah Wikipedia:Panduan_dalam_menerjemahkan_artikel/Sejarah#Penerjemahan istilah count dan county, masih berlaku? Karena saya sering membuat artikel kota-kota di Tiongkok dan pranala "county" selalu harus ke Kabupaten_di_Republik_Rakyat_Tiongkok, yang terasa janggal dan cukup panjang judulnya.
Saya berencana mengganti dan mengalihkannya menjadi County, Tiongkok (ketimbang memakai bahasa aslinya "xiàn", seperti yang disarankan dalam panduan, namun kata itu tidak populer). Administratif county di Tiongkok jelas tidak setara dengan kabupaten di Indonesia. Selama ini saya hampir tidak pernah mengalihkan artikel kontributor lain, karena saya menghargai kontribusinya. Terlebih lagi untuk artikel "kabupaten" ini bikinan Pengurus @GE. Mohon tanggapan dari yang berwenang.
Terima kasih & Salam, Mulyo777 (bicara) 13 Februari 2022 00.28 (UTC)[balas]
Untuk county ini memang cukup polemik berkepanjangan dalam perbahasaan kita. Ingat, ada county di Britania Raya yang dulu mungkin dipimpin oleh seorang Count, terjemahan wilayah sejenis di Eropa ke dalam bahasa Inggris, lalu county di Amerika Serikat (yang tidak dipimpin count), lalu dalam hal ini pertanyaan Anda, yaitu xian yang dipadankan dengan county dalam bahasa Inggris. Menurut saya khusus dalam kasus ini kita pertama-tama harus berhenti menggunakan istilah bahasa Inggris, karena bukan sumber asli, sehingga Wikipedia:Panduan_dalam_menerjemahkan_artikel/Sejarah tidak dapat diaplikasikan. Dan saya 1000% persen menolak WBI menggunakan "county" sebagai padanan xian.
Diutamakan pengguna yang memiliki kemampuan/mau belajar bahasa Tionghoa, dan tidak melulu menggunakan sumber bahasa Inggris. Jadi kalau boleh mengubah pertanyaannya, "Apakah padanan bahasa Indonesia yang tepat untuk pembagian wilayah setingkat xian di Tiongkok?". Kemudian masalah terlalu panjang, sudah saya alihkan ke Kabupaten di Tiongkok. (panjang pranala wiki menurut saya tidak akan dipengaruhi baik itu mau "kabupaten", "county", maupun "xian", dan bahkan kalau Anda mau, Anda bebas membuat pengalihan super pendek A->B yang Anda mau, misalnya pengalihan "Xian RRT" ke Kabupaten di Tiongkok) ꦱꦭꦩ꧀ ‑Bennylin「celoteh」 14 Februari 2022 01.51 (WIB)
PS: Dulu sempat ada pertimbangan untuk menggunakan "kabupaten" sebagai padanan "county" di Amerika Serikat pula. ꦱꦭꦩ꧀ ‑Bennylin「bicara」 14 Februari 2022 02.08 (WIB)
Sudah ada sebegitu banyaknya diskusi, tapi belum ada yang (berani) memulai membuat pedoman resmi. ꦱꦭꦩ꧀ ‑Bennylin「komunikasi」 14 Februari 2022 02.22 (WIB)
Kalau Anda tertarik / memiliki interes mengenai masalah ini, maka saya usulkan Anda memulai permohonan pendapat untuk membahas semua tingkat pembagian administratif, baik 县; xiàn, 县级市; xiànjíshì, 副地级市; fùdìjíshì, 乡; xiāng, 镇; zhèn, 街道办事处; jiēdàobànshìchù, 苏木; sūmù, dst., beserta dengan usulan Anda. Sehingga bisa menjadi pedoman penerjemahan resmi dari bahasa Tionghoa ke Indonesia. Atau menghidupkan ulang / membuat subbagian di Wikipedia:ProyekWiki subdivisi negara ProyekWiki 2006 yang sudah cukup lama hiatus ini. ꦱꦭꦩ꧀ ‑Bennylin「runding」 14 Februari 2022 02.00 (WIB)
PS: Semula saya berpikir bahwa artikel 2015 ini merupakan neologisme, tapi ternyata saya lupa, pada kesempatan terpisah, tahun 2014 saya juga menggunakan istilah "kabupaten" ini di Pembagian administratif Tiongkok, keduanya bersumber dari belasan diskusi yang saya daftarkan di atas, di tengah-tengah tiadanya sumber-sumber yang menyatakan sebaliknya. ꦱꦭꦩ꧀ ‑Bennylin「bicara」 14 Februari 2022 02.02 (WIB)
Sebagai pendukung istilah "Kabupaten" untuk padanan "xian", saya ingin membela pilihan istilah itu, dan bahwa kita tidak perlu buru-buru "anti" menanggapinya. Menurut saya "kabupaten" cukup dapat diterima, jika melihat tabel Pembagian administratif Tiongkok#Tabel dan kotak navigasi di kanannya. Kecuali ada padanan lain untuk istilah-istilah di tabel tersebut, maka sejauh ini konsep "setingkat kabupaten" yang di bawah provinsi dan "di atas kecamatan" cukup mengena persamaannya dengan kabupaten di Indonesia. Pertimbangkan juga bahwa istilah county dalam bahasa Inggris tidak lagi berelasi dengan seorang count selaku pemimpinnya, dan luas wilayah county di berbagai negara pun berbeda-beda. demikian pula menurut saya "kabupaten" bisa memiliki perluasan makna, dan tidak lagi dikhususkan untuk pembagian administratif Indonesia, atau suatu tempat yang dipimpin oleh "bupati", melainkan harus melihatnya dari sudut pandang relasinya terhadap tingkat pembagian administratif di atasnya (provinsi) dan di bawahnya (kecamatan/kelurahan/desa). Karena jika kita tidak menggunakan istilah yang sudah ada dan sudah familiar, maka pilihan lainnya adalah: 1) menyerap utuh (xian), 2) membuat neologisme (mis. ke-xian-an), 3) memadankan kata lain, misalnya sebuah kata arkais bahasa Indo/Melayu. Ketiganya tidak kalah bermasalahnya dengan menggunakan "kabupaten". Kita biasakan saja, maka lama-kelamaan akan menjadi normal.
Yang saya setuju untuk dilakukan dalam waktu dekat untuk menghindari salah tafsir adalah menambahi keterangan di paragraf pembuka Kabupaten di Tiongkok terkhusus untuk pembaca dari latar Indonesia, perbedaan kabupaten/xian di Tiongkok dan kabupaten di Indonesia; ini sesuatu yang penerjemah artikel itu luput, karena ybs. tidak memiliki kemampuan dalam hal berpikir seperti itu, sehingga hanya bisa menerjemahkan apa adanya, dan terkadang luput. Sebagai pengingat, paragraf pembuka yang jelas juga diperlukan untuk artikel-artikel pembagian administratif Tiongkok yang lainnya di masa depan, misalnya level kecamatan 镇, kota 乡, dan desa 村. ꦱꦭꦩ꧀ ‑Bennylin「runding」 14 Februari 2022 02.46 (WIB)
Terima kasih atas tanggapannya yang komprehensif Bung @Bennylin.
Saya cenderung menggunakan county bukan karena dari segi bahasa Inggrisnya melainkan dari apa yang saya lihat dan alami sendiri (saya sempat kuliah di Taipei, Taiwan dan kemudian bekerja serta bermukim lumayan lama di Qingdao, Shandong sejak tahun 90-an), bahwa Tiongkok memang berusaha untuk mengejar ketinggalannya dengan lebih go-international, salah satunya dengan cara memasukan nama-nama berbahasa Inggris dalam berbagai bidang, termasuk nama resmi BUMN, stasiun, bahkan nama lembaga negara sekalipun. Papan nama berbahasa Inggris mulai menjamur di mana-mana sejak tahun 90-an, termasuk kata county di instansi pemerintahan. Saya melihatnya berbeda latar dan tujuan Tiongkok dengan Indonesia yang justru menyerukan untuk menggalakkan penggunaan bahasa Indonesia.
Cukup banyak juga artikel yang saya terjemahkan langsung dari Wiki.zh karena memang tidak ada versi .en-nya, secara umum Wiki.en memang lebih baik dari .zh, bahkan untuk artikel tentang Tiongkok sekalipun. Tampaknya belum ada kesepakatan tentang county di Tiongkok ini di WBI dan saya sendiri tidak berminat untuk mengajukan permohonan pendapat mengenai hal ini, namun saya berharap jika county nantinya akan dialihbahasakan menjadi "kounti" atau sejenisnya. Jadi mungkin sebaiknya saya tunda dulu membuat artikel terjemahan yang berhubungan dengan geografi di Tiongkok. Salam, Mulyo777 (bicara) 14 Februari 2022 13.01 (UTC)[balas]
IC. Menarik sekali informasinya bahwa di Tiongkok mengadopsi dengan resmi bahasa Inggris county untuk xian. Kalau begitu, pendapat saya berubah, dan kita bisa menggunakan sumber-sumber berbahasa Inggris. Ya, dulu saya juga sempat mengajukan usul untuk mengalihbahasakannya dari county menjadi "kanti" dan "kekantian". Tapi tidak memperoleh dukungan. ꦱꦭꦩ꧀ ‑Bennylin「debat」 15 Februari 2022 07.54 (WIB)
Baiklah kalau begitu Bung @Bennylin (lin dari nama marga 林 kah?), kita gunakan yang sudah ada saja saat ini di WBI, baik Kabupaten maupun County di Tiongkok, nanti saya yakin Pengurus bersenjata "nuklir" seperti Anda, jika memang diperlukan, bisa menuklir salah satu kata di antaranya dalam sekejap :-).
Urusan pembagian administratif dan namanya di Tiongkok masih terus berkembang hingga saat ini (Indonesia jauh lebih stabil dalam hal ini), seperti Prefektur sekarang ditambahkan kata Kota sehingga menjadi Kota Prefektur, karena hampir semua kota di Tiongkok selalu dikelilingi oleh desa-desa, jadi tidak heran kalau di seberang jalan perumahan atau apartemen mewah di kota-kota besar sekelas munisipalitas Shanghai atau Chongqing adalah perkebunan atau hamparan sawah yang berstatus desa (kerap terjadi pertikaian yang dipicu oleh perhitungan berdasarkan harga tanah kota atau harga tanah desa). Jadi kota besar rasa desa dan sebaliknya. Sedangkan untuk kota-kota besarnya sendiri sekarang juga terus diekspansi dan diaglomerasi dengan kota-kota di sekitarnya dan status serta namanya juga bervariasi dari mulai Mega, Super, Cluster, dll. Belum lagi ribuan status administratif daerah yang sudah diubah statusnya (ditingkatkan, dikembalikan ke yang lama atau diganti total status dan namanya). Jadi intinya nama dan status "xian" saat ini bisa saja diganti atau bergeser sewaktu-waktu. Terima kasih, Mulyo777 (bicara) 15 Februari 2022 12.35 (UTC)[balas]
Untuk halaman en:Myriad, kalau diterjemahkan secara harfiah berarti "banyak sekali". Tapi, menurut saya agak aneh bila diterjemahkan judul halaman menjadi banyak sekali. Apa sebaiknya tetap ditulis "myriad" saja? Catatan: Ini tidak menerjemahkan halaman en:Myriad, melainkan buat halaman baru Perpangkatan bilangan 10. Pada bagian halaman tersebut, ditulis seperti berikut.
Salam kepada semua. Menyambung dengan pembahasan mengenai Sao Tome dan Principe kemarin, saya lihat di Wikipedia Bahasa Indonesia banyak istilah asing yang disalin bersamaan dengan aksennya, misalnya Chișinău, Székesfehérvár, Bogotá, Zócalo, München, dan Kadipaten Kärnten. Dalam bahasa asing yang bersangkutan, aksen tersebut penting dan kadang bisa mengubah makna apabila tidak menggunakan aksen. Di sisi lain, dalam bahasa Indonesia, pembaca sama sekali tidak tahu perbedaan ă dengan á. Maka dari itu, apakah tidak lebih baik kalau dalam menyerap istilah asing, kita tidak menyerap aksennya juga? Misalnya Sao Tome dan Principe. Jadi kita cukup tulis Chisinau, Szekesfehervar, Bogota, dll. Khusus untuk bahasa Jerman, bagaimana kalau dibuat kebijakan untuk menyesuaikan umlaut dan ß dengan bentuk alternatifnya, misalnya Kaernten alih-alih Kärnten, Anschluss alih-alih Anschluß, Muenchen alih-alih München, Koeln alih-alih Köln. Bagaimana pendapat yang lain? Terima kasih. GuerraSucia26 Februari 2022 08.45 (UTC)[balas]
Saya sangat setuju kalau ini kita bahas lebih lanjut. Cuma, mungkin kita bisa membuat aturan sederhana per bahasa, misalnya penyerapan bahasa, dari Prancis, Spanyol, Jerman, dll. Mungkin yang dari bahasa-bahasa Slavia bisa dijadikan satu. Atau bisa juga dibuat pedoman yang disederhanakan untuk transliterasi karakter khusus bahasa-bahasa Eropa ke dalam bahasa Indonesia (26 huruf Latin saja). ꦱꦭꦩ꧀ ‑Bennylin「musyawarah」 1 Maret 2022 18.14 (WIB) 1 Maret 2022 11.14 (UTC)[balas]
@Bennylin: Terima kasih banyak atas tanggapan saudara. Nanti saya akan coba merumuskan kebijakan untuk bahasa yang saya kuasai untuk memulai pembahasan. Salam hormat. GuerraSucia2 Maret 2022 10.26 (UTC)[balas]
Tambahan lagi adalah nama-nama Jepang dengan makron (ā ū ē ō), dll., dan juga bahasa-bahasa daerah (Jawa, Sunda, Aceh, dll) yang menggunakan lebih dari 26 huruf bahasa Indonesia.
Secara umum, dapat saya tambahkan bahwa jangan ragu menggunakan pengalihan untuk berbagai kemungkinan romanisasi ke/dari 26 huruf yang ada dalam bahasa Indonesia. ꦱꦭꦩ꧀ ‑Bennylin「dialog」 5 Maret 2022 01.43 (WIB)
Dari terjemahan per kata sudah tepat. Namun di dalam KBBI sudah ada istilah "Paria", yaitu "golongan masyarakat yang terendah atau hina dina (dalam masyarakat Hindu) yang tidak mempunyai kelas (kasta)". Tidak sama dengan peria atau pare. Hysocc, Let's talk12 Januari 2022 01.25 (UTC)[balas]
Hmm, arti "untouchability" dalam artikel tersebut secara garis besar tidak terkhusus pada kelas kasta paling bawah tetapi juga mencakup pengasingan orang yang tadinya berasal dari kasta yang tinggi sehingga tidak dipandang sebagai orang yang perlu dihormati (tribe) lagi. Mungkin maknanya lebih dekat dengan tindakan "exile" (pembuangan) (walau saya rasa bukan itu terjemahannya)? Handarii (bicara) 12 Januari 2022 16.43 (UTC)[balas]
Untouchability = Pantangan sentuh, Untouchable dalam kasus ini bukan berarti "tidak tersentuh" atau "tidak dapat/boleh disentuh" melainkan "pantang disentuh" atau "orang yang pantang disentuh". Stephanus Victor (bicara) 29 Januari 2022 19.38 (UTC)[balas]
Kalau bahasa sehari-hari, kok "shawl" dalam artikel rasanya lebih dekat dengan "selendang" sementara "scarf" dekat dengan syal... tapi saya gak familiar dengan bidang tata busana sih. Handarii (bicara) 15 Januari 2022 13.16 (UTC)[balas]
Mungkin tetap sebagai "Scarf" saja, karena di publikasi ilmiah demikian [19][20], ada tulisan yang menjelaskan bahwa scarf dapat dipakai sebagai syal dan kerudung (hal yang khusus). Handarii (bicara) 22 Januari 2022 21.21 (UTC)[balas]
Inscription bukan prasasti. Inscription adalah ilmu dalam mempelajari tulisan. Bahkan inscription itu sendiri artinya adalah "tulisan yang tergurat di permukaan (monumen atau buku)". Stele lebih bisa digunakan sebagai prasasti. Hysocc, Let's talk20 Januari 2022 14.22 (UTC)[balas]
Penamaan salah satu negara kepulauan di Samudra Atlantik
Diskusi berikut telah ditutup. Terima kasih atas partisipasi Anda. Mohon untuk tidak menyunting lagi halaman ini.
Menyambung pembahasa di Warung Kopi (Teknis), karena berhubungan dengan masalah kebahasaan, maka saya bawah ke WKB dengan harapan lebih banyak Wikipediawan bisa memberikan pendapat.
Memanggil @Medelam: apa rasionalisasinya pemindahan tahun 2017? Seharusnya menghindari judul dengan aksara asing, misalnya bukan Côte d'Ivoire (walaupun pemerintahannya meminta namanya tidak diterjemahkan dari bahasa Prancis), tapi Pantai Gading, karena bahasa Indonesia tidak mengenal nama dengan karakter asing. (cf: 1) ꦱꦭꦩ꧀ ‑Bennylin「dialog」 8 Januari 2022 22.44 (WIB)
Tambahan, hal ini tidak dapat dibandingkan langsung dengan Pantai Gading, yang sudah ada terjemahan "umum" dalam bahasa Indonesia. Medelam (bicara) 9 Januari 2022 02.30 (UTC)[balas]
Apakah Wikipediawan yang lain lebih setuju dengan huruf beraksen atau tanpa aksen? ꦱꦭꦩ꧀ ‑Bennylin「celoteh」 12 Januari 2022 07.19 (WIB)
Mungkin untuk menyingkat waktu, apakah Wikipediawan setuju apabila kita mengambil suara (voting) untuk menentukan apakah nama negara tersebut menggunakan huruf beraksen atau tidak? Suara sementara saya satu suara untuk Sao Tome dan Principe, dan Medelam satu suara untuk São Tomé dan Príncipe. Kalau tidak ada yang menolak, maka Wikipediawan lain dapat memulai pemungutan suara di bawah.
Batasan diskusi ini hanya untuk negara tersebut dan artikel-artikel serta kategori-kategori yang mengandung nama negara tersebut, jadi (2) tidak membahas subdivisi negara (provinsi, region, negara bagian, dll.) yang yang menggunakan karakter asing/huruf Latin beraksen (2) tidak membahas artikel-artikel yang lain yang menggunakan karakter asing/huruf Latin beraksen. Saat ini di WBI, hanya nama negara itu yang menggunakan karakter huruf non-Indonesia. ꦱꦭꦩ꧀ ‑Bennylin「komunikasi」 17 Januari 2022 01.48 (WIB)
Setuju untuk huruf tanpa aksen karena alasan Bung Hysocc. (Halaman) pengalihan 'baiknya tidak usah dibuat karena artikel sudah memuat ejaan asli (dalam bahasa Portugis), 'baiknya ada pranala interwiki ke pt.wiki atau en.wiki. Handarii (bicara) 21 Januari 2022 22.52 (UTC)[balas]
Terima kasih untuk masukannya. Dengan demikian diputuskan secara mufakat bahwa WBI menggunakan judul tanpa huruf aksen untuk negara tersebut. ꦱꦭꦩ꧀ ‑Bennylin「komunikasi」 24 Januari 2022 08.31 (WIB)
Apakah istilah "manfra" dalam Radiant (manfra) sudah layak untuk dijadikan nama genre terpisah? Menurut saya karena masih belum umum di Indonesia, lebih baik gunakan manga atau komik saja. ꦱꦭꦩ꧀ ‑Bennylin「omong」 21 Januari 2022 12.21 (WIB)
Saya pikir tidak apa istilah itu digunakan karena secara substansi berbeda... Mungkin untuk awam ini tidak banyak berefek tapi mungkin untuk komunitas ilmu budaya, hal ini berarti. Toh kita tidak menyangka manhwa (komik Korea) menjadi banyak dikonsumsi pada 2010-an belakangan karena webtoon dll. Handarii (bicara) 21 Januari 2022 16.18 (UTC)[balas]
@Taylor 49 Sepertinya terjemahan istilah tersebut belum pernah diterbitkan dalam buku atau jurnal. Saran saya, gunakan istilah "icicle" saja sembari menunggu diterjemahkan di masa mendatang. Naufal Farrasbicara22 Januari 2022 06.45 (UTC)[balas]
Manakah nama yang sesuai antara "Kesunanan Mataram" atau "Kesultanan Mataram". Penyebutan "kesultanan" membawa masalah mendasar: satu-satunya raja Mataram yang menyandang gelar 'sultan' hanyalah Sultan Agung. Penguasa lain bergelar susuhunan. Jadi Mataram tidak tepat bila disebut "kesultanan".
Istilah "Kerajaan Mataram" atau "Kerajaan Mataram Islam" sudah memadai, jelas terbedakan dari "Kerajaan Mataram Kuno" atau "Kerajaan Mataram Hindu", daripada stuck dengan kerancuan gelar. Stephanus Victor (bicara) 29 Januari 2022 19.17 (UTC)[balas]
Gelar Sultan seperti yang dewasa ini kita kenal sesungguhnya baru muncul pasca Perjanjian Giyanti 13 Februari 1755. Nama tersebut ditemukan di redaksi babad yang disusun di era raja Surakarta Susuhunan Paku Buwono III pada 1749-1788.
Sultan Agung sendiri pada mulanya menggunakan gelar Susuhunan sudah cukup lama. Tepatnya mulai 1613 hingga 1641. Gelar tersebut dipakai oleh Sultan Agung selama 28 tahun. Sedangkan gelar sultan baru digunakan mulau dari tahun 1641 hingga 1645, atau selama 4 tahun.
Penggunaan gelar susuhunan ternyata belum memuaskan hati raja Mataram (1613-1641). Dia mendengar raja Banten (Sultan Abufath Abdulfattah) dianugrahi gelar sultan oleh syarif Makkah. Karena itu, pada 1641 atau 28 tahun setelah menyandang gelar susuhunan, raja Mataram mengubah gelarnya dari "Susuhunan Agung" menjadi "Sultan Agung". Syzyszune (bicara) 2 Februari 2022 03.29 (UTC)[balas]
Pre-pottery
Terjemahan pre-pottery, sebagaimana dalam "Pre-Pottery Neolithic", sepertinya adalah "prakeramik" sebagaimana dituliskan di artikel ini, yang bersumber pada dua orang peneliti dalam bidang arkeologi dari Universitas Halu Oleo. Apakah setuju? Saya sendiri tidak menemukan istilah tersebut dalam Kateglo. Pencarian Google tidak terlalu banyak menemukan hasil.
Halo, saya sedang menerjemahkan sebuah artikel tentang tokoh Nordik kuno. Dalam perjalanan ini saya menemukan banyak sobriquet (nama julukan) yang diberikan untuk para tokoh-tokoh ini, semuanya dalam bahasa Inggris. Misal saja:
Meskipun saya menganggap akan sangat keren sekali kalau misalnya WBI memperbolehkan sobriquet tersebut diterjemahkan harfiah, tetapi saya paham juga bahwa saya tidak dapat menciptakan neologisme (meskipun di sisi lain ada juga kasus seperti Sweyn Forkbeard yang diterjemahkan langsung menjadi Svend I Janggut Garpu di ledenya...)
Saya menemukan bahwa dalam banyak kasus, sobriquet Inggris ini sebenarnya terjemahan langsung juga dari bahasa Norwegianya. Misalnya:
Dalam penerjemahan ini pilihan saya akhirnya adalah untuk menerjemahkan sobriquet tersebut menjadi nama aslinya, misalnya Harald Bluetooth menjadi Harald I dari Denmark/Harald I, Thorfinn Skullsplitter menjadi Thorfinn Torf-Einarsson, dst.
Pertanyaan: saya ingin bikin konsensus baru sih, sebenarnya: apa yang baiknya kita dahulukan? Di sumber Inggris, nama-nama julukan ini digunakan secara inline, artinya tidak diberi penjelasan lebih lanjut lagi, karena memang sudah umum di mereka. Akan tetapi, kalau di bahasa Indonesia, hemat saya lebih baik menggunakan nama aslinya. Nama julukan kemudian dapat diberikan di artikel dan pengalihan yang terkait. Bagaimana menurut rekan-rekan? Terima kasih.
Idealnya diselaraskan dengan penguasa monarki lainnya. Saya setuju Harald dari Denmark, dll.. Harald I kalau ada Harald yang lain. Pengejaan juga mengikuti bahasa aslinya (sedekat mungkin) tanpa menggunakan karakter/huruf asing. Julukan dapat dituliskan di tubuh artikel apabila notable. Kalau tidak, tidak usah ditulis juga tidak apa-apa. Banyak orang dan penguasa juga punya julukan, Richard 'Hati Singa', Mike 'Leher Beton', dll. yang jelas tidak layak untuk dijadikan judul artikel.
Harald adalah kasus yang cukup unik, karena dari namanya, kita memperoleh istilah Bluetooth. Jadi khusus untuk tokoh tersebut, perlu ada bagian penjelasan, dan dihubungkan ke artikel Bluetooth. ꦱꦭꦩ꧀ ‑Bennylin「omong」 29 Januari 2022 20.49 (WIB)
@Bennylin, saya setuju sih. Maka itu, saya menerjemahkan sobriquet-sobriquet itu menjadi nama aslinya. Julukannya lumayan notable, tetapi sepertinya tidak dalam sumber berbahasa Indonesia.— xn00bit / bicara // 31 Januari 2022 12.57 (UTC)[balas]
Perbedaan makna kata "pangan" dan "makanan"
Saya membuat artikel berjudul "Sosiologi makanan" sebagai sebuah konsep yang dimaksud dalam "Sociology of food". Akan tetapi saya ragu-ragu setelah menyadari bahwa untuk konteks kajian atau konsep, kata "pangan" lebih umum digunakan ketimbang "makanan". Misalnya: ekologi pangan, antropologi pangan, teknologi pangan, atau ketahanan pangan.
Yang ingin saya tanyakan, apakah sudut pandang saya di atas sudah betul ataukah kurang tepat? Dan, apakah kata pangan dengan makanan bisa dipertukarkan?
Dalam KBBI kata pangan sendiri berarti makanan (sinonim) tanpa penjelasan tambahan, tetapi kalau makanan sepertinya lebih cenderung sebagai sesuatu yang siap santap (hidangan, masakan, kudapan, panganan, sajian, kuliner).
@Agung Snd: Gunakan "pangan" untuk pembahasan secara sains dan engineering dan pada isu sosial dan politik. Food dalam konteks ini bukan sesuatu yang, bisa dikatakan, real untuk disentuh oleh tangan.
Gunakan "makanan" untuk merujuk pada sesuatu yang akan dihidangkan (misal ikan (makanan)), yang rasanya begitu nyata dan dekat dengan keseharian manusia. Jamur pangan mungkin menjadi pengecualian, karena ia diterjemahkan dari edible mushroom yang dapat dianggap pembahasan ilmiah untuk membedakan dengan jamur lain yang biasanya tidak dikonsumsi manusia karena banyak alasan, seperti beracun, memiliki efek narkotik, atau hanya digunakan sebagai obat atau bahan baku industri non pangan. Hysocc, Let's talk30 Januari 2022 04.03 (UTC)[balas]
Catatan: Diskusi pernah dilakukan sebelumnya di bulan Desember 2020-Januari 2021. Oleh pengurus (waktu itu) yang menutup, kemudian halaman Sunni dipindahkan ke Suni pada tanggal 31 Desember 2020. Kemudian @Nurislam112: memindahkan kembali ke Sunni pada tanggal 10 Desember 2021 (tanpa komentar penyuntingan), bersama-sama dengan beberapa pemindahan lainnya 1) Hadis ke Hadits dengan alasan "bahasa arabnya menggunakan huruf ث (tsa) bukan س (sa), jadi seharusnya ejaannya hadits bukan hadis", dan 2) Sunah ke Sunnah dengan alasan "di nun terdapat tasydid, gak pernah ngaji kah ini yang mindahinnya jadi sunah?". Karena pengalihan terakhir tidak memberikan penjelasan, maka ybs. dipersilakan memberikan pendapat terkait pemindahan tersebut (dengan merujuk pada diskusi Des-Jan '21 di atas. Apabila tidak ada penjelasan ataupun konsensus yang baru, maka setelah satu minggu akan dikembalikan sesuai kesepakatan semula, yakni Suni. ꦱꦭꦩ꧀ ‑Bennylin「omong」 1 Februari 2022 18.06 (WIB)