Zionisme

Theodor Herzl—pendiri gerakan Zionis. Dalam sebuah pamflet tahun 1896 berjudul Der Judenstaat, ia membayangkan pembentukan negara Yahudi yang merdeka di masa depan pada abad ke-20.

Zionisme (Ibrani: צִיּוֹנוּת, translit. Tsiyonut) adalah gerakan nasionalis Yahudi internasional yang bertujuan untuk mendirikan sebuah negara Yahudi di wilayah Palestina.[1][2] Gerakan Zionis muncul di Eropa tengah dan timur pada akhir abad kesembilan belas dan menyerukan kepada orang-orang Yahudi untuk bermigrasi ke tanah Palestina dengan tujuan kembali kepada tanah nenek moyang mereka (Eretz Israel) dan menghasilkan masyarakat ekslusif murni Yahudi untuk membebaskan diri dari Antisemitisme dan penganiayaan yang terjadi pada mereka selama ribuan tahun.

Orang-orang Yahudi terakhir menempati tanah Palestina pada zaman Kekaisaran Romawi dibawah pemerintahan raja-raja dinasti Hasmonean, dan pada tahun 132-135 M mereka memberontak terhadap Romawi dan kalah dan dibuang oleh Kaisar Hadrian yang akhirnya merubah nama daerah tersebut dari Yudea menjadi Provinsi Romawi Syria-Palaestina dan menganeksasi penuh daerah tersebut sebagai balas dendam dengan tujuan untuk menghapus jejak orang-orang Yahudi. Para Diaspora dan pemimpin gerakan Zionis menyerukan pembentukan negara yang diinginkan di wilayah tersebut yang saat itu dikuasai Kesultanan Utsmaniyah.[1][3]

  1. ^ a b Motyl 2001, hlm. 604..
  2. ^ "Zionisme". Pusat Referensi Sastra Melayu (edisi ke-Kamus Papan Edisi Keempat). DBP. 2008. Diakses tanggal Juli 2020. 
  3. ^ David Hazony, Yoram Hazony, dan Michael B. Oren, eds., "Esai-esai Baru tentang Zionisme," Shalem Press, 2007.

© MMXXIII Rich X Search. We shall prevail. All rights reserved. Rich X Search