Perpustakaan Iskandariah

Perpustakaan Iskandariah
Penggambaran Perpustakaan Iskandariah karya pelukis Jerman O. Von Corven dari abad ke-19. Gambar ini didasarkan pada bukti arkeologi yang tersedia pada masa tersebut.[1]
Maklumat umum
JenisPerpustakaan nasional
DitubuhkanKemungkinan pada masa Ptolemaios II Filadelfos (285–246 SM)[2][3]
Dibubarkan4 century Sunting ini di Wikidata
Koleksi
Item terkumpulKarya-karya tertulis mana pun[4][5]
Saiz koleksiPada abad kesatu SM, antara 40.000 hingga 400.000 gulungan, bahkan ada yang memperkirakan 700.000 gulungan,[6] mungkin sama dengan sekitar 100.000 buku[7]
Pengurusan
GabunganMouseion Sunting ini di Wikidata
Perangkaan
KakitanganDiperkirakan mempekerjakan 100 ahli pada puncak kejayaannya[8][9]
Lokasi
Map
Koordinat31°13′N 29°55′E Sunting ini di Wikidata
NegaraKerajaan Ptolemaik
LokasiAleksandria, Mesir
sunting · sunting di Wikidata
Lihat pendokumenan templat ini
Lihat pendokumenan templat ini

Perpustakaan Besar Iskandariah di Kota Iskandariah, Mesir merupakan salah satu perpustakaan terbesar dan terpenting pada zaman kuno. Perpustakaan ini merupakan bahagian dari sebuah lembaga penelitian yang lebih besar, Mouseion, yang dipersembahkan untuk para Musai (sembilan dewi yang melambangkan seni). Gagasan mengenai sebuah perpustakaan untuk segala bidang di Iskandariah mungkin diusulkan oleh Demetrios dari Phalerum (seorang negarawan asal Athens yang menjalani pengasingannya di Iskandariah) kepada Raja Ptolemaios I Soter pada zaman Helenistik. Rancangan untuk mendirikan perpustakaan ini mungkin sudah disusun pada masa raja tersebut, tetapi perpustakaan ini kemungkinan baru dibangun pada masa pemerintahan anaknya, iaitu Ptolemaios II Filadelfos. Berkat dukungan dari raja-raja Wangsa Ptolemaios, perpustakaan ini dengan segera memperoleh banyak sekali tatal papirus. Tidak diketahui secara pasti berapa jumlah tatal papirus yang disimpan di perpustakaan ini, tetapi perkiraannya berkisar antara 40,000 hingga 400,000 tatal.

Salah satu sebab Iskandariah dianggap sebagai pusat keilmuan dan pembelajaran adalah keberadaan perpustakaan ini. Banyak cendekiawan terkenal yang bekerja di perpustakaan ini pada abad ketiga dan kedua SM, seperti Zenodotos dari Efesos yang berupaya membakukan naskah puisi-puisi Homeros, Kalimakos yang menulis Pinakes (kadang dianggap sebagai katalog perpustakaan pertama di dunia), Apolonios dari Rodos yang menyusun puisi wiracarita Argonautika, Eratostenes dari Kirene yang menghitung keliling Bumi dengan ketepatan yang hanya meleset sedikit, Aristofanes dari Bizantion yang menciptakan sistem diakritik Yunani dan adalah orang pertama yang membagi naskah-naskah puisi menjadi baris-baris, serta Aristarkos dari Samotrakia yang membuat naskah definitif puisi-puisi Homeros dan menulis ulasan-ulasan panjang untuk puisi-puisi tersebut. Pada masa pemerintahan Ptolemaios III Euergetes, sebuah cabang perpustakaan didirikan di Serapeion, yang merupakan sebuah kuil yang dipersembahkan untuk dewa Serapis dalam kepercayaan Yunani-Mesir.

Walaupun pada masa moden terdapat anggapan bahwa perpustakaan ini pernah "dibakar" dan dihancurkan, perpustakaan ini sebenarnya sudah mengalami kemunduran secara bertahap dalam kurun waktu beberapa abad. Kemunduran ini dimulai dari pengusiran pada cendekiawan dari Iskandariah pada tahun 145 SM atas perintah dari Ptolemaios VIII Fiskon, yang berujung pada keputusan Aristarkos dari Samotrakia yang menjabat sebagai kepala perpustakaan untuk mengundurkan diri dan kemudian mengasingkan diri ke Siprus. Banyak cendekiawan lain yang juga melarikan diri ke kota lain (seperti Dionysius Thrax dan Apollodoros dari Athens). Perpustakaan ini atau sebahagian dari koleksinya terbakar secara tidak sengaja oleh Yulius Maharaja selama peristiwa perang saudara pada tahun 48 SM, tetap tidak diketahui secara pasti seberapa banyak tatal yang hancur. Tampaknya perpustakaan ini masih dapat bertahan atau dibangun kembali tidak lama sesudahnya; pakar geografi kuno yang bernama Strabo menulis bahwa ia pernah mengunjungi Mouseion sekitar tahun 20 SM, sementara karya cendekiawan Didimos Kalkenteros di Iskandariah dari masa ini menunjukkan bahwa ia mungkin dapat mengakses paling tidak sebahagian dari koleksi di perpustakaan ini.

Perpustakaan ini mengalami kemerosotan pada zaman Rom akibat kekurangan dana. Ahli-ahli perpustakaan ini sepertinya sudah tidak ada lagi pada dasawarsa 260-an. Pada tahun 270 hingga 275, pencerobohan Tadmur meletus di Iskandariah, dan serangan Dimaharaja tampaknya menghancurkan sisa dari perpustakaan ini (kalaupun perpustakaan ini memang masih ada pada masa tersebut). Cabang perpustakaannya di Serapeion mungkin dapat bertahan lebih lama. Serapeion dirusak dan dihancurkan pada tahun 391 sesuai dengan maklumat Paus Teofilos dari Iskandariah, tetapi tampaknya perpustakaan ini sudah tidak menyimpan buku pada masa tersebut dan gedungnya dipakai sebagai tempat berkumpulnya para filsuf beraliran neoplatonisme yang mengikuti ajaran Iamblikos.

  1. ^ Garland 2008, m/s. 61.
  2. ^ Tracy 2000, m/s. 343–344.
  3. ^ Phillips 2010.
  4. ^ MacLeod 2000, m/s. 3.
  5. ^ Casson 2001, m/s. 35.
  6. ^ Wiegand & Davis 2015, m/s. 20.
  7. ^ Garland 2008, m/s. 60.
  8. ^ Haughton 2011.
  9. ^ MacLeod 2000, m/s. 5.

© MMXXIII Rich X Search. We shall prevail. All rights reserved. Rich X Search