Mikrofilm

Mikrofilm, atau disebut juga mikrofotografi, merupakan teknik pengurangan sebuah gambar menjadi lebih kecil di mana gambar tersebut tidak dapat dibaca tanpa alat bantu. Layanan mikrofilm merupakan salah satu praktik yang paling umum dan banyak digunakan dalam ilmu reprografi modern. Penggunaan mikrofilm menjadi meningkat secara luar biasa karena ada pengakuan bahwa sebagian besar buku, majalah, dan surat kabar memiliki kualitas kertas dan kualitas cetak yang buruk. Teknik mikrofilm telah digunakan selama hampir tujuh puluh tahun. Selama itu pula penggunaannya memberikan suatu metode yang sangat baik untuk merekam gambar/foto bahan pustaka. Salah satu keunggulan utama dari teknik mikrofilm adalah banyak informasi yang dapat disimpan dalam ruang kecil.[1]

Salah satu tujuan paling utama dalam perekaman mikrofilm adalah untuk melesarikan dokumen langka, menjaganya dari kerugian dan kehancuran, dan karena kualitas fisik dokumen yang menurun. Prinsip-prinsip mikrofilm sudah dikenal sejak lebih dari 150 tahun. Akan tetapi, penggunaan mikrofilm baru menjadi metode yang sangat populer setelah Perang Dunia II. Hal ini terkait dengan teknik untuk mereproduksi halaman yang dicetak. Untuk kasus dokumen-dokumen berharga, salinannya bisa disimpan di tempat yang aman dan terpisah. Tindakan ini dimaksudkan untuk mencegah kehilangan dokumen apabila terjadi kebakaran, bencana alam, dan sebagainya. Menurut perkiraan ilmiah, salinan negatif yang disimpan dengan saksama bisa bertahan hingga 500 tahun lamanya.

  1. ^ "A collection of John Benjamin Dancer microphotographs". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-06-08. Diakses tanggal 2011-03-16. 

© MMXXIII Rich X Search. We shall prevail. All rights reserved. Rich X Search