Turunnya Kristus ke neraka

Penggambaran Geger Neraka dalam Petites Heures de Jean de Berry, naskah beriluminasi yang dikerjakan pada abad ke-14 atas pesanan Jean de Berry.
Gambar Kristus sedang memapah Adam dalam Vaux Passional, ca. 1504
Sebelum bangkit dari antara orang mati, Yesus Kristus menganugerahkan keselamatan bagi arwah-arwah dalam peristiwa Geger Neraka. Fresko karya Fra Angelico, ca. 1430-an

Dalam teologi Kristen, peristiwa turunnya Kristus ke neraka (bahasa Latin: Descensus Christi ad Inferos) atau peristiwa Geger Neraka adalah peristiwa lawatan mulia Kristus ke neraka yang berlangsung pada selang waktu antara wafat dan kebangkitan-Nya. Pada selang waktu tersebut, Kristus diyakini turun ke neraka, membawa anugerah keselamatan bagi semua arwah orang sadik yang wafat mendahului-Nya semenjak manusia diciptakan.[1] Umat Kristen di Indonesia sekarang ini lazimnya menerjemahkan kata "Hades" atau "Inferos" dalam Syahadat Para Rasul menjadi "Tempat Penantian" (Kristen Katolik) atau "Alam Maut" (Kristen Protestan). Sejumlah teolog Kristen menggunakan istilah Syeol atau Limbo sebagai sebutan bagi neraka yang didatangi Yesus, guna membedakannya dari neraka tempat arwah orang-orang yang dilaknat.[2]

Keyakinan mengenai peristiwa Geger Neraka diungkapkan dalam Syahadat Para Rasul dan Syahadat Atanasius (Quicumque Vult) dengan pernyataan bahwa Yesus Kristus "turun ke neraka". Turunnya Kristus ke neraka tersirat dalam nas Alkitab Perjanjian Baru (1 Petrus 3:19–20) yang menyatakan bahwa Yesus "pergi memberitakan Injil kepada roh-roh yang di dalam penjara" (Menurut Katekismus Gereja Katolik, nas Efesus 4:9, yang menyatakan bahwa Kristus "telah turun ke bagian bumi yang paling bawah", juga mendukung keyakinan mengenai peristiwa Geger Neraka).[3] Langkanya ayat-ayat semacam ini dalam Alkitab telah menimbulkan kontroversi dan bermacam-macam tafsir.[4]

Menurut Ensiklopedia Katolik, peristiwa Geger Neraka pertama kali diriwayatkan secara jelas dalam Injil Nikodemus, pada bagian yang disebut Kisah Pilatus, yang juga diriwayatkan lebih awal dalam Kisah Petrus dan Paulus.[5] Peristiwa turun ke neraka ini diriwayatkan dalam syair-syair Inggris Kuno karya Cædmon dan Cynewulf. Peristiwa ini diriwayatkan kembali dalam khotbah Ælfric dari Eynsham pada ca. 1000 M, yang pertama kali menggunakan istilah "geger" (bahasa Inggris: harrowing). Sastra naskah sandiwara Inggris Pertengahan memuat bentuk paripurna dan paling dramatis dari subjek ini.[1]

Dalam seni rupa Kristen, tema Geger Neraka dikenal pula dengan sebutan Anastasis (kata Yunani yang berarti "kebangkitan"). Seni rupa bertema Anastasis adalah hasil reka cipta budaya Bizantin dan pertama kali muncul di Gereja Barat pada permulaan abad ke-8.[6]

  1. ^ a b Warren, Kate Mary. "Harrowing of Hell." Ensiklopedia Katolik. Jld. 7. New York: Robert Appleton Company, 1910.3 Maret 2013. Perlu dicermati bahwasanya kata Latin yang digunakan adalah inferos, bukan infernos. Inferos berarti alam bawah, sementara infernos berarti nyala api.<http://www.newadvent.org/cathen/07143d.htm>.
  2. ^ Most, William G. "Christ's Descent into Hell and His Resurrection".<http://www.ewtn.com/faith/teachings/resua1.htm Diarsipkan 2018-02-20 di Wayback Machine.> Diakses 7 Maret 2013
  3. ^ http://www.vatican.va/archive/ccc_css/archive/catechism/p122a5p1.htm%7C Bagian 631
  4. ^ D. Bruce Lockerbie, The Apostle's Creed: Do You Really Believe It (Victor Books, Wheaton, IL) 1977:53–54, teks daring Diarsipkan 2012-07-09 di Archive.is.
  5. ^ New Testament Apocrypha, Jld. 1 karya Wilhelm Schneemelcher dan R. Mcl. Wilson (1 Desember 1990) ISBN 066422721X hlmn. 501-502
  6. ^ Leslie Ross, ulasan "Anastasis", Medieval Art: A Topical Dictionary (Greenwood, 1996), hlmn. 10–11 online.

© MMXXIII Rich X Search. We shall prevail. All rights reserved. Rich X Search